KEDIRI – Terkait aduan masyarakat atas pemasangan alat pompa air di Kelurahan Setonopande Gg. 1 Kecamatan Kota Kediri, merupakan bersumber anggaran Program Pemberdayaan Masyarakat (Prodamas) tahun 2021. Mantan Ketua Kelompok Masyarkat (Pokmas) yang juga mantan Ketua RW 1, Dicky Abdillah menyampaikan klarifikasi, Selasa (10/05) saat ditemui di rumahnya.
“Pompa air itu dibangun untuk antisipasi warga kalau sewaktu-waktu itu nanti listrik padam. Merupakan usulan warga di tahun 2018 karena sempat prodamas terhalang covid selama 2 tahun, akhirnya tahun 2021 kita realisasikan. Juga ada pompa air listrik hasil swadaya masyarakat. Kalau untuk informasi pompanya itu tidak bisa digunakan, sebelumnya bisa digunakan kemaren bulan Februari saat kerja bakti Cibitung dipakai,” terangnya.
Tudingan bahwa diduga itu merupakan alat pompa bekas, Dicky Abdillah menyatakan pembelian baru. “Kalau permasalahan warna. itu bukan dari permintaan warga tetapi warna pink itu permintaan dari bu RT. Warna awalnya itu biru navy gold kalau tidak salah. Terus minta request diganti warna menjadi pink sama gold, kesannya jadi bekas yang di remaks padahal itu baru belinya di toko UD Utama deket SMP 2, mau dicek ya monggo,” terang mantan Ketua RW mengundurkan diri pada November tahun lalu.
Dia menjelaskan Tim Bagian Pemerintahan juga telah turun mengecek keberadaan alat pompa pada Selasa pagi. “Tadi memang keluar air tapi kecil kemungkinan penyebabnya karet klep yang didalam aus buat menahan air. Ibu RT juga juga bilang kalau Februari itu masih bisa dipakai. Kalau tanggapan saya mewakili teman-teman Pokmas yang saat itu bertugas, telah melaksanakan kegiatan Prodamas Plus lebih baik,” ucapnya.
Dicky Abdillah pun menyesalkan permasalahan ini kemudian diposting di akun media sosial. “Kalau ada hal seperti ini mending ketemu dulu ngobrol sama Pokmas pasti ada titik temunya. Kalau hanya asal menduga tanpa adanya bukti jadi seperti ini. Apalagi itu lingkungan sendiri, kita jaga bareng kalau mau mengingatkan boleh bagus. Cuma semua ada prosedur tidak main asal posting. Pak Samiran yang membeli pompa merasa tidak terima, saya selaku penanggung jawab berusaha mendinginkan suasana. Diajak ketemu saja tidak pernah, itu sempet klir, kok tiba-tiba muncul lagi permasalahan yang sama,” tegas Dicky Abdillah.
Sementara pasca berita ini ditayangkan, Subari menyampaikan telah diundang Lurah Setono Pande, Widyapurna Nur Huda. “Saya katakan kepada Pak Lurah, harapan kami pompa air ini berfungsi dengan baik dan benar. Buat apa dibeli kemudian dipasang namun tidak bisa dipergunakan. Masak belum ada satu tahun sudah rusak,” ucapnya saat dikonfirmasi Selasa malam. Sementara Lurah Setono Pande juga berharap permasalahan ini bisa diselesaikan dengan baik.