KEDIRI – Bentuk perhatian cagar budaya menjadikan prioritas utama Pemerintah Kabupaten Kediri, hal ini disampaikan Adi Suwignyo, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar). Saat membuka Focus Discussion Group bertema Sosialisasi Hasil Penelitian Arkeologi Candi Adan-Adan, bertempat di Pendopo Panjalu Jayati, Senin (14.06).
Bukan hanya kuliner, tapi kebudayaan termasuk beberapa peninggalan di Kabupaten Kediri perlu mendapatkan perhatian khusus dari kepunahan. Ppenelitian kesekian kali oleh arkeologi, diawali tahun 2020 kemudian vakum karena Covid-19. Disampaikan Mas Wignyo, sapaan akrab Kadisbudpar semoga berjalan lancer dan menjadikan ilmu pengetahuan soal sejarah
“Cagar budaya termasuk destinasi wisata harus kita jaga, rawat dan menjadi ilmu pengetahuan untuk siapapun,” ucap Mas Wignyo, dalam acara dihadiri perwakilan kepala SKPD, Forpimka Gurah, budayawan, pelaku sejarah dan perwakilan masyarakat.
Arkeolog : Rekomendasi Bebaskan Lahan
![](http://kediritangguh.co/wp-content/uploads/2021/06/14-candi-2.jpeg)
Disampaikan Drs. Sigit Widyatmoko M.Pd sebagai anggota Tim Ahli Cagar Budaya Kabupaten Kediri, keberadaan Candi Adan-Adan bagaikan intan berlian. “Kita laporan penelitian kelima, bagaikan intan berlian keberadaan Candi Adan-Adan yang ada di Desa Adan-Adan Gurah. Harapan kami lahir sempurna dan mungkin akan ada penelitian tahap ke 6. Semoga nanti jadi permata yang lahir baru,” ucap Dosen Sejarah dari Kampus UNP Kediri.
Harapan juga disampaikan tim Pusat Penelitian Arkeologi Nasional melalui Dra. Sukawati Susetyo M.Hum. Beberapa arca memang sengaja dikubur lagi agar tidak hilang dan rusak. “Kami menemukan beberapa yang memang luar biasa, seperti Kala yang masih pola, tahun 2018 berupa Stupa. Ada temuan Arca Dhyani Buddha dan Stupa, Arca Bodhisattva,” ungkapnya.
Kira-kira ukuran bangunan candi sekitar 28 meter x 28 meter, untuk candi induk 16 meter x 16 meter. Dibangun sekira Abad ke-10 hingga abad 14 jaman Kerajaan Majapahit. Saat penggalian ditemukan pagar dengan struktur bata lalu ditemukan genuk dan keramik Cina dinasti Yuan abad 13 hingga 14 Masehi.
Candi Adan-Adan ini adalah candi yang mempunyai satu pintu, yang ada Makara dan Dwarapala berbentuk bujur sangkar dengan ukuran sekitar 16 cm persegi. “Untuk candi utama kami belum berani menjawab, karena belum menemukan struktur yang lain meskipun ada Makara. Kelanjutan dari Pemkab sepertinya mau melanjutkan penelitian dengan mengundang kami untuk melanjutkan meneliti. Rekomendasi kami kepada pemerintah, kalau bisa membebaskan tanahnya supaya lebih gampang kita meneliti,” harap Sukawati usai acara. (ADV)