KEDIRI – Meski telah berusia lanjut, namun sosok Baqi Bafaqih masih terlihat cukup sehat. Padahal sejumlah kesibukan cukup menyita waktunya. Menjalankan usaha keluarga, mengabdi di dunia pendidikan hingga berkiprah di partai cukup menyita waktu.
“Saya rutin bersepeda,” ungkapnya saat ditemui di rumahnya, Senin (03/06.
Abah Baqi demikian sapaan akrabnya, mengaku sejak muda telah hobi berolahraga. Mulai dari sepak bola, lari hingga bersepeda. Meski bukan untuk prestasi, namun menurutnya berdampak positif untuk membakar kalori di dalam tubuh.
“Saya kembali aktif bersepeda karena keadaan fisik. Saya dianjurkan dokter untuk rutin bersepeda karena sakit pada pinggang. “Pilihannya renang atau bersepeda, saya putuskan bersepeda saja. Karena jika renang, saya yang sulit mengatur waktunya,” terangnya.
Manfaat lain didapat setelah kembali aktif bersepeda sejak tahun 1991, bisa merasakan keindahan alam serta bertemu sejumlah orang yang dijumpai.
“Saya bersepeda di pegunungan hingga ke pelosok desa. Dulu Mbesuki, Selopanggung dan Kanyoran, jalannya tidak bagus sekarang. Jalan tanah belum diaspal dan jembatannya masih putus,” kenangnya.
Abah Baqi pun mengaku juga bersepeda di luar Kediri, sebut saja ke Sedudo Nganjuk, Pantai Prigi Trenggalek hingga ke Kota Malang.
“Karena telah berusia beda dengan saat saya masih muda. Setibanya di tempat tujuan, maka pulangnya sepeda saya naikkan mobil. Medan yang berat ke Sedudo, saya harus mencoba beberapakali akhirnya bisa sampai di tujuan,” terangnya.
Menurutnya, bahwa keberadaan sepeda kini jauh berbeda dengan dulu. Dia pun membandingkan dengan Negara Belanda, hingga sekarang masih menjadikan sepeda sebagai alat transportasi utama.
“Kalau dulu sepeda alat transportasi tapi sekarang menjadi gaya hidup. Padahal ada sepeda lho harganya sampai satu miliar. Dulu anak sekolah jalan kaki, yang naik sepeda berarti anak orang mampu. Jika anak sekolah sekarang naik sepeda itu sebenarnya bagus, karena secara tidak langsung berolahraga,” ucapnya.
Jurnalis : Kintan Kinari Astuti Editor : Nanang Priyo Basuki