KEDIRI – Jembatan Lama Kediri menyimpan nilai sejarah tinggi, namun potensinya dinilai belum dimanfaatkan secara maksimal. Dalam acara Pepeling Jembatan Lama atau Brug Over Den Brantas Te Kediri ke 156 tahun digelar di bawah Jembatan Brawijaya. Tepat di samping Jembatan Lama yang berdiri di atas Sungai Brantas, Selasa (18/03).
Hal inilah menjadikan sejumlah budayawan, berharap dengan pengelolaan cagar budaya ini, agar mampu mendongkrak Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Kediri.
Imam Mubarok, peneliti Jembatan lama sekaligus budayawan Kediri, menegaskan. Bahwa Kediri memiliki banyak situs bersejarah yang bisa menjadi daya tarik wisata.
“Pemerintah harus serius seiring visi MAPAN dimana ada ngangeni. Jika sejarah dan story telling-nya dikemas dengan baik, wisatawan bisa menginap lebih lama di Kediri, bukan sekadar singgah,” ujarnya.
Ia mencontohkan bahwa Kota Jogja berhasil mengandalkan sektor jasa dan perdagangan berbasis sejarah. Kediri pun memiliki potensi serupa, mulai dari Jalan Dhoho yang dulunya ibu kota Kerajaan Airlangga, Setono Gedong, Klenteng, Jembatan Lama, hingga Goa Selomangleng. Jika dikonsep dengan matang, sektor wisata sejarah ini bisa menjadi sumber PAD yang kuat.
Selain itu, Gus Barok sapaan akrabnya, juga mendorong pembentukan Tim Ahli Cagar Budaya untuk memperkuat identitas sejarah Kediri.
“Jangan hanya dikenal secara lisan, harus ada data tertulis dan penelitian mendalam agar bisa dimanfaatkan secara berkelanjutan,” tegasnya.
Dalam kesempatan ini dirinya juga berharap segera dibuat pemecah ombak di bawah konstruksi jembatan agar sampah tidak menyangkut dan menumpuk berujung pada biaya pembersihan yang cukup banyak.
Menanggapi hal ini, Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disbudparpora) Kota Kediri, Zachrie Ahmad, menyatakan. Bahwa pihaknya mendukung penuh pelestarian cagar budaya. Saat ini, Kota Kediri memiliki 14 bangunan cagar budaya dan 40-45 koleksi di museum.
“Kami sedang mengupayakan perekrutan tenaga ahli cagar budaya tahun ini. Tim ahli ini nanti berisi dari berbagai latar belakang bisa dari arkeolog, arsitek dan lain lain,” ungkapnya.
Sebagai perhatian pihak pemerintah kota telah memfokuskan pada perawatan Jembatan termasuk penugasan juru pelihara untuk menjaga kebersihan dan mencegah kerusakan.
“Jika ada hambatan yang sifatnya besar seperti sampah di bawah jembatan dan papan terbakar kita koordinasikan dengan OPD terkait,” Jelas Zachrie.
jurnalis : Sigit Cahya Setyawan