KEDIRI – Bertempat di Hall Bukit Daun Hotel, DPD Partai NasDem Kota Kediri, Kamis (25/08) menggelar seminar bedah orasi ilmiah. Terkait pidato Ketua Umum Partai NasDem Dr. (H.C), H. Surya Paloh tentang Meneguhkan Kembali Politik Kebangsaan. Dihadiri perwakilan PCNU, Muslimat, Fatayat, Ansor, Muhammadiyah, seniman dan budayawan serta sejumlah organisasi kepemudaan di Kota dan Kabupaten Kediri.
Menghadirkan tiga narasumber, Kurniawan Muhammad selaku pimpinan media, Willy Aditya menjabat Ketua Bidang Media dan Komunikasi Publik DPP Partai NasDem dan H. Zaenal Arifin merupakan Dekan Fakultas Hukum Uniska. Adapun sebagai moderator Imam Mubarok, sosok jurnalis senior di Kediri.
Bahwa Partai NasDem merupakan partai pertama yang berani mengumumkan calon presiden, kalimat pertama disampaikan Kurniawan Muhammad. Keberadaan media mainstream sangat dibutuhkan dalam mengawal pilar demokrasi termasuk meneguhkan kembali politik kebangsaan.
Ruang Bersama Spirit Nasionalisme
Disampaikan Willy Aditya yang juga anggota DPR RI, bahwa pidato disampaikan Ketua Umum Partai NasDem seperti halnya pidato disampaikan Bung Karno maupun Bung Hatta kemudian menjadi inspirasi. “Ini merupakan bagian dari kultur berkaca sejarah Bangsa Indonesia. Jika ada orang bisa melakukan bedah pidato, artinya tradisi literasinya terbangun. Apalgi di era sosial media, kita jangan membacanya terpenggal-penggal. Tidak hanya teks-nya, namun orang memahami dan tidak muncul multi tafsir,” ungkapnya.
Ditambahkan Willy, bahwa politik kebangsaan merupakan bentuk politik tinggi, untuk politik rendah bila hanya bicara soal kemenangan dalam pemilihan. “Selaku ketua DPP, secara pribadi saya dekat dengan Pak Surya Paloh. Kita tidak bicara soal taktik atau memenangkan, namun politik kebangsaan berbicara tentang ruang bersama dan spirit nasionalisme,” jelasnya.
Saat kini muncul politik identitas, maka dengan politik kebangsaan ini, merupakan bentuk ajakan diantara perbedaan dalam pemilu digelar lima tahun sekali. Pesan disampaikan, agar kita tidak terjebak dalam lingkaran sempit, lalu terjerembab dan kita telah diingatkan oleh Pak Surya Paloh. Manfaat bagi NasDem, partai tidak hanya sebagai mesin elektoral, namun sarana perjuangan untuk kebutuhan bersama. Membangun dialog satu sama lain, bahwa perbedaan ideologi bisa dicari titik temu,” terangnya.
Menurut Zaenal Arifin, narasumber lainnya, bahwa sesuai isi pidato tersebut mengandung tiga aspek. “Aspek apa, aspek bagaimana dan aspek itu apa. Tiga hal ini terangkum dalam pidato Doktor Surya Paloh. Konsep-konsep bangsa ke depan, tertuang dalam pidato saat belaiu menerima penghargaan gelar doktor. Beliau bicara Indonesia ke depan kayak apa, bahwa Indonesia harus diselamatkan. Dengan politik kebangsaan, kita menjadi tahu tentang nilai-nilai keadilan dan kesejahteraan. Sehingga memunculkan politik kebencian, ini menginggatkan saat para pendiri bangsa membangun Indoensia terdiri dari suku-suku,” ungkapnya.
Selaku tuan rumah dan penggagas acara ini, Adi Suwono menyampaikan bahwa pihaknya hanya berusaha memberikan fasilitas. “Politik kebangsaan harus disampaikan kepada masyarakat dan membawa manfaat bersama. Kewajiban kami dari DPD Partai NasDem untuk memberikan fasilitas menyampaikan secara luas tentang apakah itu politik kebangsaan,” jelas Ketua DPD Partai NasDem Kota Kediri.