KEDIRI – “Katanya kemarin dibelikan oleh Ibu Sulis (lurah, red) tapi sampai sekarang belum dikirim,” ucap Sugito akrab disapa Mbah Gito, sehari-harinya merupakan penjaga Kantor Kelurahan Tosaren Kecamatan Pesantren saat dikonfirmasi, Selasa (17/08). Dukungan pun mengalir masuk ke meja redaksi kediritangguh.co terhadap Mbah Gito. Justru meminta Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar harus berani mencopot jabatan Sulis selaku Lurah Tosaren.
Bahkan saat ditemui, Sugito mengatakan, sebenarnya masih ada bendera yang lama namun oleh Lurah Tosaren, dijanjikan akan dibelikan baru. “Bilangnya saya saja yang belikan, namun sampai sekarang belum diantar. Biasanya 10 hari sebelum tanggal 17 Agustus telah dipasang. Ini lurahnya baru setelah Pak Zaini,” imbuhnya.
Pihak Pemerintah Kota Kediri melalui Inspektur Inspektorat, Wahyu Kusuma Wardani awalnya sempat kaget dan akan memberikan sanksi tegas. “Bila itu benar, lurahnya saya suruh push up. Besok akan saya panggil untuk dimintai keterangan,” tegasnya. tentunya sanksi tegas harus diberikan karena menjaga nama baik pemerintah kota.
Klarifikasi pun diberikan Sulis saat dikonfirmasi siang, “Kalau pagi saya tergesa-gesa, karena buru-buru zoom setiap hari dengan Pak Sekda. Zoom terkait dengan covid jadi buru-buru saya gak pernah cek. Makanya ada berita seperti ini saya juga kaget, ketika saya ditelepon sama kecamatan. Kok seperti ini Mbah Gito ngomongnya, padahal Mbah Gito tak pernah ngomong apa-apa ke saya kalau seperti ini seolah-olah saya,” ucapnya.
Lurah Tosaren bahkan menegaskan jika dirinya merupakan orang berpendidikan dan waras. “Nyuwun sewu klarifikasi ke saya dulu sebelum menulis karena ini online, dibaca banyak orang. Kebetulan suami kapolsek mosok saya di Bhayangkari juga malu. Kalau seperti ini mosok istri kapolsek gak tahu aturan. Jenengan tanya lurah-lurah itu ada zoom setiap pagi pak sekda jadi,” tegasnya.
Dia pun kemudian meminta klarifikasi bahwa dirinya tidak melarang dipasang bendera. “Saya minta tolong diklarifikasi bahwa itu gak seperti itu, biar suami saya tidak malu. Kalau saya yang malu gak apa-apa. Tapi saya punya suami ada Ibu Kapolres. Beliau juga tahu saya lurah terus kalau saya seperti ini kan seolah-olah mana jiwa nasionalisme saya,” terangnya.
Seakan Mbah Gito disudutkan, mulai dari mantan Ketua DPRD Kota Kediri, Bambang Harianto, Ketua Komisi C DPRD, Ganik Pramana, mantan pejabat di tubuh pemerintah kota hingga para ASN dan netizen. Sepakat Sulis harus diberi sanksi tegas, selain pencopotan jabatan. “Harus diberi sanksi tegas,” ucap Bahar, sapaan mantan ketua dewan. Apalagi sebelumnya telah keluar surat edaran dikeluarkan pemerintah kota terkait semarakkan HUT RI kepada seluruh warga melalui para kepala kelurahan.
“Justru statemen lurah untuk klarifikasi menurut penilaianku hanya menutupi kasalahan dia saja. Mana ada kesalahan diri sendiri malah dilempar ke anak buah. Tidak malah anak buahnya seharusnya dilindungi, tidak malah dijatuhkan. Lalu dimana jiwa nasionalisme Lurah Tosaren. dan aku yakin apa yang disampaikan Mbah Gito itu yang benar,” ungkap salah satu ASN pernah menduduki jabatan sebagai kepala kelurahan.
Jurnalis : Kintan Kinari Astuti Editor : Nanang Priyo Basuki