KEDIRI – Satgas Pangan Kabupaten Kediri kembali terjun menggelar operasi pasar, sebagai langkah antisipasi kenaikan harga sejumlah bahan pokok terutama beras. Pemerintah Kabupaten Kediri sesuai instruksi Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana, telah menyiapkan sejumlah langkah strategis melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP).
Pengawasan terhadap harga semua bahan pokok baik di kalangan penjual dan langsung di lokasi penggilingan. Merupakan salah satu langkah strategis kini dilakukan. Hal ini disampaikan Arbai selaku Kepala Bidang Penyedia dan Distribusi Bahan Pokok DKPP saat dikonfirmasi di Pasar Gurah, Jumat (08/09).
“Harapannya kita ingin memastikan kondisi di lapangan harganya seperti apa, stoknya seperti apa, kemudian untuk akhir Desember nanti seperti apa, kita ingin mengetahui hal itu,” terangnya.
Lebih lanjut, untuk harga dipasar Arbai menyampaikan masih ada kenaikan harga beras untuk beras medium mencapai 12 ribu / kg, kemudian untuk premium telah di atas 13 ribu / kg. Gejala kenaikan beras ini berlangsung mulai Bulan Agustus, jika dibiarkan tanpa ada intervensi pemerintah, maka ditakutkan harga akan semakin tinggi dan tidak terkendali.
Ada hal menarik, saat tim Satgas Pangan mendengarkan langsung penuturan Siti berjual daging ayam dan Tumirah berjualan sembako. Bahwa harga daging ayam saat ini mencapai 35/kg setelah minggu lalu di harga 32 ribu / kg.
Begitu juga keresahan dialami Tumirah dengan naiknya harga beras, tidak ingin mengalami kerugian. Karena ketika nanti melakukan stok dan kemudian harga menjadi turun, tentunya akan mengalami kerugian.
“Sebagai penjual di pasar, harga bahan-bahan pokok tersebut bisa segera turun seperti semula,” ucap Siti.
Penggilingan Beras Omzet Turun

Usai meninjau di Pasat Gurah, tim Satgas Pangan kemudian bergerak menuju CV. Jogo Gurah diketahui memiliki kemampuan memproduksi 22 ton beras / jam. Untuk harga beras di penggilingan ini berkisar 12.500 untuk medium dan premium di harga 12.900 per kg. Melalui Adam selaku kepala produksi di perusahaan tersebut membenarkan bahwa dengan naiknya harga beras justru menjadikan omzet perusahaan berturun.
“Kami sejak setelah hari raya Idul Fitri melakukan produksi hanya satu shift. Bila satu jam, kami bisa memproduksi sekitar 22 ton beras. Bila satu kali shift produksi berkisar 130-150 ton beras dalam satu hari. Karena pasokan bahan turun dan permintaan hasil produksi tidak bisa terpenuhi,” jelasnya.
Ia pun berharap, harga beras bisa kembali stabil, tidak naik turun seperti sekarang. Selain itu, Adam juga berharap, terjadi keseimbangan antara pasokan bahan dan permintaan barang hasil produksi.
Jurnalis : Wildan Wahid Hasyim Editor : Nanang Priyo Basuki