KEDIRI – Menyebut namanya, pasti menyangka bukan orang asli Jawa. Namun setelah mengenal dekat dan terlibat perbincangan langsung, sosok AKP Pandri .PP Simbolon, S.I.K., M.A, rupanya sangat ramah. Bahkan kesan pertama membuka diri dan siap menerima masukan positif demi mendukung tugas dan tanggung jawab Polri.
Lulusan Akademi Polisi (AKPOL) tahun 2013 kini mendapatkan amanah sebagai Kasat Lantas Polres Kediri Kota, menggantikan AKP Arpan mendapatkan jabatan baru Kasat Lantas Polres Mojokerto. “Membatasi mobilitas bertujuan menekan angka tertular Covid-19, selain aksi balapan liar,” ucapnya, saat ditemui di ruang kerja, Selasa (07/09).
Lahir di Kabanjahe Kabupaten Karo Sumatera Utara, pada 21 Agustus 1991, lahir dari pasangan orang tua Pandapotan Simbolon dan Indriaty Perangin Angin. Pernikahannya dengan Gabriella Pasaribu dikaruniai satu buah hati, Lucky Christopher Pratama Simbolon.
“Pendidikan SD Santo Xaverius I, SMP Santo Xaverius I Kabanjahe kemudian SMA Plus Matauli Pandan. Kemudian lulus AKPOL 2009 dan melanjutkan kuliah Pascasarjana Pengembangan Sumber Daya Manusia di Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia. Cita-cita polisi tidak ada, malah dulu itu sangat benci sama polisi,” ucapnya sambil tersenyum mengenang masa muda.
Rupanya dibesarkan dari keluarga pedagang dan kakek merupakan kepala sekolah, pernah tertangkap polisi saat usia SMP. “Bawa motor terus tidak pakai helm, di stop sama polisi. Sebenarnya tahu kalau naik motor harus pakai helm dan saat itu coba-coba saat ayah ninggalin kunci motornya. Setelah kena tilang menjadi benci sama polisi,” jelasnya.
Masa kecilnya harus membantu orang tua berjualan pakaian di pasar, kemudian beralih dagang buah jeruk, hingga kini masih dikenangnya. Saya dilahirkan dari daerah terpencil, dimana setiap anak berkeinginan masuk SMA unggulan di Sumatera Utara. Saya bisa masuk SMA ini, alumni diantaranya Mantan Panglima TNI Jenderal Faisal Tanjung dan mantan Ketua Umum Golkar Akbar Tanjung,” kenangnya.
Dia pun makin bangga bisa masuk sekolah kedinasan di AKPOL. Terlebih setelah bisa mengenyam kuliah di salah satu perguruan tinggi favorit di Indonesia. “Semacam SMA Taruna, kami tinggal di asrama dengan cara pendidikan dan pembinaan bisa dibilang semi militer. Kemudian ada kunjungan alumni telah menjadi Taruna AKPOL. Dari sinilah muncul motivasi, untuk memakai seragam polisi,” ucapnya.
Lulus dari AKPOL tahun 2013, rupanya terdapat aturan baru satu angkatan harus mengikuti program Pendidikan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) kemudian lulus tahun 2014. “Kali pertama ditempatkan di Sulawesi Selatan, di Korps Brimob. Mulai Pelopor, Gegana hingga Jibom kemudian menjadi Danki. Saat tahun 2017 pindah ke ESDM dan saat itu ada kerjasama Polri dan UI, kami mendapatkan program beasiswa,” ucap AKP Pandri.
Tahun 2020 Bulan Oktober, dia masuk Polda Jawa Timur dan mendapatkan amanah jabatan Kanit PJR Jembatan Suramadu. “Dari sini mendapatkan pengalaman baru dan kemudian mendapatkan penugasan sebagai Kasat Lantas Polres Kediri Kota. Setiap berdinas pasti punya momen dan impian setiap AKPOL ditempatkan di Jawa Timur. Saya akan bekerja sepenuh hati sesuai pesan diberikan Bapak Kapolres Kediri Kota,” tegasnya menutup pertemuan.
Jurnalis : Kintan Kinari Astuti Editor : Nanang Priyo Basuki