KEDIRI – Demi mewujudkan masyarakat Kabupaten Kediri tangguh dan mandiri, dalam penanggulangan bencana. BPBD Kabupaten Kediri menggelar sarasehan dihadiri 405 anggota tim siaga bencana desa. Merupakan perwakilan dari 70 Desa Tangguh Bencana (Destana) se-Kabupaten Kediri. Bertempat di Convention Hall SLG pada Rabu kemarin.
Acara ini menghadirkan dua narasumber, Eko Teguh Paripurno dari Pusat Studi Manajemen Bencana UPN Yogyakarta dan Sigit Widiyanto dari Kappala Indonesia Yogyakarta. Mewakili Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramana, HM. Solikin selaku Sekretaris Daerah menyebut keberadaan tim siaga Destana telah teruji saat wabah Covid.
“Saya bertemu dengan bapak ibu yang hebat, tim siaga bencana desa. Bapak ibu yang sudah berpengalaman itu pembelajaran yang sangat berharga saat covid kemarin. Padahal bencana tidak hanya disebabkan oleh alam, seperti kebakaran. Juga kekeringan, cuaca ekstrim, angin puting beliung. Juga menggembangkan desa wisata seperti di wilayah Gunung Kelud,” ungkap Sekda Solikin.
Terkait acara ini, Stefanus Joko selaku plt. Kalaksa BPBD Kabupaten Kediri menambahkan.
“Jadi harapan kami ada keberlanjutan dari program tim siaga bencana desa. Kami tidak ingin hanya organisasi ini terbentuk formal saja. Kita ingin membangun ketangguhan masyarakat Kabupaten Kediri dalam menghadapi bencana,” ungkapnya.
Tujuannya mewujudkan masyarakat Kediri tangguh dan mampu dalam penanggulangan bencana serta sebagai pencegahan kesiapsiagaan bencana alam.
“Diharapkan ada keberlanjutan dukungan dari semua pihak termasuk pihak desa untuk keberlangsungan program ini ada sekitar 70 desa dan yang mandiri ada 4 desa yang dibentuk oleh BPBD maupun BNPB sebanyak 66 desa,” tuturnya.
Yang menjadi ancaman bencana di Kabupaten Kediri salah satunya merupakan kekeringan.
“Seperti yang terjadi di Desa Ponggok Kecamatan mojo kekurangan air bersih kemudian juga gagal panen, tahun kemarin ada dua desa, tahun ini ada satu,” ujar Stefanus. Untuk menangani hal tersebut pihaknya bekerjasama dengan dinas terkait untuk memasok air bersih.
Jurnalis : Kintan Kinari Astuti Editor : Nanang Priyo Basuki