KEDIRI – Bertajuk Kota Sehat Tanpa Sampah, acara sosialisasi ini diprakasai Tim Penggerak PKK Kota Kediri bertempat di Taman Brantas pada Selasa (07/06). Menghadirkan dua narasumber Wilma Chrysanti dan Adi Wibowo dari Labtanya Kota Tanpa Sampah Jakarta. Diharapkan kaum perempuan menjadi garda terdepan dalam meminimalisir jumlah sampah di Kota Kediri.
Hadir dalam acara ini, Ferry Silviana Abdullah Abu Bakar, Ketua TP PKK Kota Kediri dengan kehadiran para narasumber mampu menjadi acuan belajar meminimalisir sampah. “Acara ini digagas Pokja III dnegan menghadirkan peserta dari ketua PKK Kelurahan dan Kecamatan juga para kader di Pokja III,” terang Bunda Fey, sapaan akrabnya.
Belum terbiasa melakukan pemilahan sampah, menjadi perhatian serius istri Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar. “Kendala mengolah sampah dengan tidak mampu memilah, setidaknya kita mampu meminimalisir sampah dari titik terkecil dimulai dari lingkungan RT. Namun saya optimis bahwa sampah akan bisa ditekan hingga 90%, makanya kami awali dari Dasa Wisma di tingkat terkecil,” jelasnya.
Rumah Minim Sampah
Dalam materinya, Tim Labtanya Kota Tanpa Sampah menyampaikan tiga pintu strategi. Strategi Rumah Minim Sampah, demikian mereka memberikan istilah dimulau dari pintu depan, pintu tengah dan pintu belakang. Bila strategi ini diberlakukan, maka bisa menekan sampah hingga 90% seperti di sejumlah daerah di kota besar.
Disampaikan Wilma Chrysanti, bahwa dirinya menyampaikan dua materi terkait kota tanpa sampah. “Kami mengajak para kader menerapkan strategi Rumah Minim Sampah. Pintu depan itu adalah apa-apa yang dilakukan sebelum kita memproduksi atau mengkonsumsi sesuatu. Seperti merencanakan menghindari mencari alternative. Supaya apa yang kita pilih di depan, setelahnya tidak menghasilkan sampah,” jelasnya.
Lalu strategi pintu tengah, saat memproduksi ataupun mengkonsumsi sesuatu. “Misalnya kita memerlukan sesuatu, memakai yang ada ketimbang membeli baru. Atau seperti memakan habis makanan yang diambil dan kemudian ketiga pintu belakang. Sisa dari kita konsumsi ada yang bisa dikomposkan atau didaur ulang itu merupakan bagian dari memilah sampah,” jelasnya.