KEDIRI – Perhatian khusus ditunjukkan orang nomor satu di Kabupaten Kediri dengan meninjau langsung lokasi pembangunan jembatan menghubungkan dengan Kabupaten Tulungagung, pada Jumat (03/06). Mas Dhito demikian sapaan akrab Bupati Kediri, hadir didampingi Kepala Dinas PUPR Irwan Candra, jajaran Forpimda dan Kepala Desa Ngadi Eko Darmono.
Seperti pernyataan sebelumnya, Mas Dhito meminta bagi kontraktor untuk menyelesaikan dalam tempo 4 bulan meski dalam kontrak tertulis 7 bulan. Saat melihat kondisi jembatan sementara merupakan swadaya masyarakat, Mas Dhito pun langsung menggelengkan kepala. Menurutnya jembatan terbuat dari bambu ini rawan terjadi bencana apalagi bila saat curah hujan tinggi.
“Untuk pendanaan pembangunan Jembatan Ngadi murni dari APBD Pemerintah Kabupaten Kediri. Tapi perlu dipahami, esensi bukan dari sumber pendanaannya. Tapi bagaimana jembatan ini terkoneksi antara Kabupaten Kediri dengan Kabupaten Tulungagung. Karena ini dibangun demi kepentingan masyarakat umum, target penyelesaian Insya Allah 4 bulan, tadi jawaban dari Pak Irwan (Kepala Dinas PUPR, red),” jelasnya.
Lalu terkait jembatan swadaya, Mas Dhito secara khusus memerintah kepada Kades Ngadi agar ditempatkan anggota Polri dan TNI serta warga setempat dengan jumlah tidak kurang 9 orang. “Saya minta Kades Ngadi, Babinsa dan Bhabinkamtibmas dibantu warga dengan jumlah lebih dari 9 orang. Agar menjaga jembatan swadaya ini. Yang saya kuatirkan bila hujan turun dengan curah sangat tinggi, apalagi terdapat aliran sungai di bawah yang berdampak pada kekuatan jembatan,” tegas Bupati
dijelaskan Irwan Chandra Kepala Dinas PUPR, bahwa kendala lambatnya pembongkaran jembatan bailey dikarenakan telah lama tidak dilakukan perawatan. “Selesai dibongkar targetnya satu minggu ke depan karena memang jembatan bailey ini sudah terlalu lama. Biasanya dilakukan perawatan, ini hampir 5 tahun ditak dilakukan perawatan. Banyak baut-nya telah berkarat,” terangnya.
Kepala Dinas PUPR juga menyampaikan telah menerima instruksi dari Bupati Kediri, bahwa pengerjaan jembatan harus dipercepat. “Bila sesuai kontrak selesai pertengahan Desember. Tapi instruksi Mas Bup dilakukan percepatan diawali pondasi. Terkait kendala tidak ada, karena kawasan jembatan tidak berada di lahan milik penduduk. Nanti kami awali dengan uji coba sebelum diresmikan. Karena pesan Mas Bup, bahwa jembatan ini solusi untuk memudahkan masyarakat,” ungkap Irwan.
Jembatan ini akan dibangun dengan dua bentang, dimana panjang 35 meter dan tinggi 12 meter. Dengan menelan anggaran Rp. 7,7 miliar. “Anggarannya 10,5 miliar tapi dalam tanda tangan kontrak disepakati 7,7 miliar sesuai penawaran dari kontraktor. Ada penurunan 20% lebih ya dan ini merupakan bentuk penghematan anggaran,” imbuhnya.