KEDIRI – Para petani di Kabupaten Kediri bisa sedikit bernafas lega. Hal ini dikarenakan, penambahan kuota pupuk subsidi bakal digelontorkan pemerintah pusat melalui Kementerian Pertanian.
Awalnya, pupuk bersubsidi menyentuh kuota 963.847 ton, kemudian untuk tahun ini akan menjadi 1.920.074 ton. Kabar baik ini, tentunya akan berimbas kepada warga di Kabupaten Kediri, sebagian besar menggantungkan hidupnya dari bercocok tanam.
Keterangan ini disampaikan Kasi Pengawas Alsintan Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Kediri, Slamet. Bahwa penambahan pupuk Subsidi di Kabupaten Kediri terjadi cukup signifikan.
“Untuk pupuk subsidi di Kabupaten Kediri mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2023. Dari 44.367.000 kg Urea, sekarang menjadi 57.382.000 kg. Kemudian untuk NPK yang awalnya 17.084.000 kg menjadi 59.740.000 kg,” jelasnya
Lalu bagaimana tanggapan petani terkait penambahan kuota ini? Ditemui disela – sela aktivitas berada di sawah, Sutrisno warga Desa Paron Kecamatan Ngasem. Merasa bahwa dirinya bakal terbantu jika kuota pupuk subsidi bertambah.
“Ya kalau ditambah begini bisa bermafaat. Tapi nyatanya saat ini dalam satu tahun hanya 69 kg pupuk subsidi yang bisa dibeli. Padahal dalam satu tahun, tiga kali musim panen. Kalau kekurangan pupuk ya nanti berpengaruh terhadap hasil panennya,” ungkapnya.
Para petani mengeluh jika pupuk subsidi tidak mencukupi. Maka dengan terpaksa mencampur dengan pupuk non subsidi. Alhasil biaya yang dikeluarkan jauh lebih besar.
“Kalau pupuknya tidak cukup ya saya terpaksa pakai pupuk non subsidi jadi dicampur. Ini yang buat biaya pertanian tinggi jadi harganya ikut naik. Belum lagi buat gaji buruh taninya. Sekarang buruh tani susah dicari karena gajinya kecil. Kalau kami petani sudah menangis karena kesusahan di pemerintah pusat sana malah bilang kendalikan harga turunkan harga saja,” terangnya.
Sementara pihak Pemerintah Kabupaten Kediri seiring kepemimpinan Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana telah menjalankan progam Desa Inovasi Tani Organik (DITO). Program ini sudah berjalan selama dua tahun dan diklaim cukup berhasil.
“Tentunya program DITO digagas Mas Bupati ini. Tujuannya bisa mengurangi dampak ketergantungan pupuk kimia bersubsidi. Dan selama ini program ini menghasilkan trend yang cukup positif,” terang Slamet.
Jurnalis : Wildan Wahid Hasyim Editor : Nanang Priyo Basuki