KEDIRI – Meski terlahir dengan kondisi tangan dan kaki tidak sempurna. Namun bukan halangan bagi Agung Prio Apriliano, atlet balap sepeda downhill. Lahir dan besar di Desa Canggu Kecamatan Badas Kabupaten Kediri menorehkan prestasi hingga di tingkat internasional.
Ditemui di basecamp Kamis (16/05), dia pun menyadari. Atas kekurangan pada jari di kedua tangannya sejak lahir serta kaki kanan lebih panjang daripada sebelah kiri.
“Kalau minder tidak, tapi pasti lebih unggul yang sempurna. Saya coba menutupi kekurangan biar bisa bersaing. Saya ngerem pakai jari manis untuk rem belakang. Sedangkan rem depan jarang memakai,” terangnya.
Bakat menjadi altet downhill rupanya diturunkan dari ayahnya yakni Sidik Prayitno yang ternyata mantan atlet. Dengan ketidaksempurnaan kondisi fisik, tak menjadikan dirinya takut meski downhill merupakan olahraga ekstrem.
“Saya berani mungkin karena terbiasa dari kecil. Awalnya cuma fun bike sama bapak saat masih SD tahun 2013-2015. Saya sering lihat balapan lewat YouTube hingga besar saya mencoba downhill,” ujar lulusan SMA YP 17 Pare.
Segudang prestasi nasional ditorehkan dari level junior hingga senior. Mulai dari prestasi pertamanya di tahun 2015 mewakili Kabupaten Kediri di ajang Porprov, meraih medali emas. Juara 1 Indonesia Urban Downhill 2017, juara 1 test Event Asian Games 2018 hingga Juara Nasional Mountain Bike Enduro 2023 di Sumatera Selatan.
Terbaru di Kejuaraan Asia Championship di Putrajaya Malaysia digelar 8-12 Mei, mampu finish di posisi 4. Ada kenangan menarik yang masih diingatnya, saat mendapat sorotan wasit karena tidak memakai sarung tangan. Karena hal ini dianggap melanggar prosedur.
“Namun setelah melihat kondisi tangan akhirnya diperbolehkan,” terangnya, kini terdaftar sebagai atlet Propinsi Sumatera Selatan.
Prio sapaan akrabnya, mengaku hanya kalah sepersekian detik dari posisi 3 sesama atlet asal Kabupaten Kediri, Rendy Sanjaya.
“Setelah melihat kondisi saya, wasit seperti salut kepada saya karena tetap bisa posisi 4 dan hanya kalah sepersekian detik untuk meraih medali perunggu. Itu juga prestasi terbaik saya di level internasional,” imbuh pria berusia 25 tahun.
Pada kancah internasional selain tampil di Malaysia, India hingga benua Eropa yakni Austria. Dimana dirinya mencatatkan diri menempati urutan 67 dari ratusan peserta dari sejumlah penjuru dunia. Dia pun menargetkan tahun ini bisa menembus Timnas Sea Games pertamanya.
“Ada event Kejurnas di Batam bulan depan sekaligus seleksi. Kalau bisa menang Kejurnas bisa otomatis masuk Timnas. Selama ini belum pernah karena persaingan di Indonesia sangat ketat,” tuturnya.
Jurnalis : Sigit Cahya Setiawan Editor : Nanang Priyo Basuki