Langkah kaki kian lemas
Rasa bosan merasuk dalam raga
Lonceng kematian terdengar dimanapun
Berkumpul bersama hanya harapan
Riang gembira kini berubah duka cita
Kehampaan hati mari kita isi dengan doa
Penulis : Nanang Priyo Basuki
Tidak ingin dianggap latah, pernyataan Presiden Joko Widodo, semua pihak terpaksa harus berdamai dengan Covid-19, bisa saja bakal terjadi di masa mendatang. Tanpa terasa, kita telah jalani 19 bulan hidup dalam kecemasan. Kabar duka terdengar setiap hari, tidak selesai dengan tangisan atau rasa duka mendalam.
Penerapan protokol kesehatan, justru membuat ekonomi kian terpuruk. Yang bisa dilakukan adalah bersahabat dengan virus akrab disebut COVID. Belum ada obatnya, tentunya pembaca akan membenarkan. Meski telah divaksin atau konsumsi vitamin, tidak jaminan bahwa kita akan terserang setiap saat.
Mendengar kabar sejumlah sahabat terserang kemudian bisa sehat, mereka pun masih menyisakan rasa cemas karena bukan berarti tubuhnya kebal. Meski hanyalah virus, jangan diremehkan. Karena selalu mengincar kita bila tidak dispilin menjaga kesehatan.
Ada hikmah dari wabah ini, untuk gotong royong, menunjukkan kepedulian dan tidak berlama-lama dalam rasa duka untuk segera pulih lalu bangkit. Bila sekedar ajang tebar pesona, tentunya perlu dipertanyakan keimanan kita. Karena virus ini, adalah ujian dari Sang Maha Kuasa.
Bersahabatlah dengan Covid, terapkan protokol kesehatan, jangan lelah berperang dan melakukan kebaikan sesama. Layanan kesehatan masyarakat serasa telah angkat tangan, semua panik dan saya pribadi mengajak untuk tetap tenang dan turuti himbauan dikeluarkan pemerintah
#salamtangguh
#demikemanusiaan