KEDIRI – Kesenian ludruk merupakan seni pertunjukan tradisional berasal dari Jawa Timur dimulai Abad 19. Ciri khas pertunjukan ini, gabungan unsur seni tari, seni musik, dan seni drama. Para pemainnya tentunya punya keahlian di bidang masing-masing.
Pada masa penjajahan Belanda, salah satu kekayaan budaya Indonesia sempat mengalami tekanan dan larangan untuk dipentaskan. Namun, para seniman ludruk tetap gigih mempertahankan kesenian mereka dan akhirnya kembali bangkit setelah kemerdekaan Indonesia.
Dalam rangka Hari Jadi Kabupaten Kediri ke 1.220, secara khusus Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana. Mempersembahkan Pagelaran Seni Budaya Ludruk, gratis untuk umum. Bakal digelar pada Selasa, 30 April 2024 bertempat di Lapangan Desa Sambirejo Kecamatan Pare.
“Hingga saat ini, kesenian ludruk tetap kami lestarikan dan menjadi bagian dari warisan budaya Indonesia. Berbagai upaya terus kami lakukan untuk mempromosikan ludruk baik di tingkat lokal maupun nasional,” terang Bupati Kediri.
Menampilkan kelompok seni Surya Dharma Budaya, akan mempersembahkan lakon Lungiting Asmoro. Disampaikan Adi Suwignyo selaku Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud). Membawakan kisah modern tentang kerumitan dan keindahan asmara dalam berumah tangga.
“Pesan dari penampilan ini, agar kita semua mampu menjaga hubungan harmonis dalam keluarga. Menyelaraskan tema Hari Jadi Kabupaten tahun ini, Kediri Parartha Jayati. Yang mengandung arti mewujudkan Kabupaten Kediri yang sejahtera dan mulia,” terang Adi Suwignyo.
editor : Nanang Priyo Basuki