KEDIRI – Tinggal di rumah sangat sederhana di Dusun Purworejo RT. 02 RW. 08 Desa Punjul Kecamatan Plosoklaten, Dimas Yongki A, siswa kelas 2 SD Negeri Punjul II Plosoklaten tergolek lemah. Sesekali terdengar suara tangisan karena menahan sakit. Kaki kirinya terpasang gips, sementara tubuhnya kian kurus. Musibah ini dialami sejak Bulan April lalu, saat bermain di sungai kemudian terjatuh dan lututnya mengenai batu sungai.
Pasangan Kaseno dan Sri Lestari hanya bisa pasrah saat ditemui di rumahnya. Awalnya anak pertamanya ini sempat dibawa ke sangkal putung karena keterbatasan biaya. Namun hingga empat kali berobat bukanya sembuh, malah kaki kiri kian membengkak.
“Jatuh di sungai dekat rumah, kakinya kena batu. Dikira keseleo lalu dipijatkan di sangkal putung sampai empat kali namun tidak ada perubahan. Kakinya malah tambah membesar. Awalnya masih bisa berjalan namun tertatih-tatih. Pas hari raya kemarin tidak bisa berjalan. Kemudian sempat dibawa ke RS Pelem dan oleh dokter ortopedhi dikatakan terkena kanker tulang,” jelas Sri Lestari, ibu kandungnya.
Minggu lalu, Dimas usai menjalani opname di RS Kabupaten Kediri (RSKK) karena merasakan sakit bahkan hingga kejang. “Dia nangis lalu kejang-kejang. Kemudian kita bawa lagi ke RS Pelem dan harus opname,” jelas Kaseno sehari-harinya hanyalah buruh tani. Dari keterangan perawat di RSKK, bahwa Dimas pada Kamis besok harus menjalani perawatan di RS Syaiful Anwar.
“Tapi saya tidak ada biaya, inginnya agar segera sembuh. Dia juga ingin segera bisa sekolah. Seharusnya dia naik kelas 3 tapi karena sakit. Setiap hari ya tiduran sambil baca-baca buku,” ucap ibunya.
Jurnalis : Yusril Ihsan Editor : Nanang Priyo Basuki