KEDIRI – Selama menjabat Bupati Kediri, ini adalah kali pertama menjadi inspektur upacara dengan memakai sarung. Sosok Hanidhito Himawan Pramana terlihat tidak canggung bahkan mengaku merasa nyaman. Apalagi Wakil Bupati Kediri, Dewi Mariya Ulfa adalah Ketua PC Fatayat NU Kabupaten Kediri. “Saya memperhatikan sudah lama, kalau nyantri harus pakai sarung. Maka tadi saya coba mumpung Hari Santri Nasional ternyata enak isis,” ucap Mas Bup sapaan akrabnya.
Bertempat di Halaman Pendopo Panjalu Jayati, Mas Bup menjadi inspektur upacara dalam peringatan Hari Santri Nasional (HSN). Hadir dalam acara ini, Ketua PCNU KH. Mohammad Makmun Mahfud, jajaran pengurus Pergunu, Fatayat, IPNU, IPPNU, GP Ansor dan Banser, Jumat (22/10)
Dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat, perwakilan santri membacakan Ikrar Santri dan diikuti seluruh peserta upacara. Dengan tegas, Mas Bup menyatakan optimis, bahwa santri ke depannya akan ada yang menjadi pemimpin negara ini.
“Sesuai tema hari santri, santri siaga jiwa raga perlu. Sejenak saya ajak untuk kembali di masa perjuangan melihat kembali peran santri yang melekat dalam gerak perjuangan kemerdekaan dengan prakarsa KH. Hasyim Asyari. Gema takbir berkumandang menggempur kolonialisme penjajah di Surabaya yang saat ini kita kenal dengan Resolusi Jihad,” ungkapnya dalam sambutan.
Bahwa peletakan dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia, lanjut Bupati Kediri, santri memegang peran vital saat ideologi bangsa hendak dikoyak. “Para kyai dan santri bersatu menghalau agar Pancasila berdiri tegak pasca reformasi. Presiden keempat yang kita kenal KH. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Lalu Wakil Presiden saat ini dijabat dari kalangan santri KH Ma’ruf Amin. Gubernur Jawa Tengah dan Ibu Gubernur Jawa Timur,” terangnya.
Apresiasi pun diucapkan Mas Bup, bahwa peranan santri melekat erat di masyarakat melalui pondok pesantren dan gagasan kyai aktif memberikan dukungan selama masa pandemi. “Tema hari santri, siaga jiwa raga relevan dengan masa pandemi Covid-19 sekarang ini. Dimana para santri tidak boleh lengah menjalankan protokol kesehatan selama pembelajaran di pondok pesantren dan lingkungan sekitarnya,” jelas orang nomor satu di Kabupaten Kediri