KEDIRI – Libur sekolah, yang semestinya menjadi masa bermain riang dan menimba ilmu di rumah, kini berubah menjadi ironi di tengah lalu lintas kota. Di sejumlah perempatan Kota Kediri, tampak anak-anak kecil berdiri menggenggam harapan, meminta belas kasih dari jendela-jendela mobil yang melintas.
Fenomena ini semakin ramai, khususnya di kawasan sekitar Alun-Alun dan Perempatan Baruna Kota Kediri. Salah satu anak yang terlihat adalah TN, bocah bungsu dari sembilan bersaudara. Bersama beberapa anak lain, ia berdiri di bawah terik matahari dan debu jalanan, menjadi saksi kecil dari kisah yang lebih besar: tentang kemiskinan, tentang keterpaksaan.
“Saya minta-minta kemauan sendiri,” ucapnya lirih.
Namun dari keterangan sejumlah warga setempat, bahwa dia tidak sendiri namun bersama kedua orang tuannya yang memakai pakai badut.
Wali Kota Kediri, Vinanda Prameswati, saat ditemui dalam agenda penyerahan alat bantu disabilitas, menyampaikan keprihatinannya. Ia berjanji akan menindaklanjuti persoalan ini dengan serius.
“Ini bukan hanya menyedihkan, tapi juga menggugah hati. Anak-anak ini adalah harapan masa depan, dan tak seharusnya mereka ada di jalanan. Kami akan berkoordinasi dan meninjau langsung kondisi di lapangan,” ujarnya penuh empati, Selasa (8/7).
Langkah tegas pun telah diambil oleh Pemerintah Kota Kediri, terang Kepala Dinas Sosial, Paulus Luhur Budi. Dia menyatakan, bahwa pihaknya telah bekerja sama dengan Satpol PP dan kepolisian rutin menggelar razia terpadu. Ia juga mengingatkan masyarakat untuk tidak sembarangan memberi uang kepada pengemis.
“Bukan karena kita tak peduli, tapi justru karena kita ingin mendidik. Jika tak ada yang memberi, maka anak-anak ini tak akan dibawa turun ke jalan. Kami juga mengambil tindakan represif secara diam-diam, untuk mencegah eksploitasi ini semakin meluas,” ungkapnya.
Dari razia yang dilakukan, terungkap bahwa sebagian besar para pengemis bukanlah warga asli Kota Kediri. Mereka akan didata, diberi arahan, bahkan jika memungkinkan, diarahkan ke program pembinaan seperti pelatihan keterampilan di UB2PT milik Pemprov.
Di balik wajah-wajah kecil yang lelah, tersimpan cerita-cerita getir yang belum sempat ditulis. Kota Kediri pun kini dihadapkan pada pekerjaan rumah yang tak ringan. Melindungi masa depan anak, dan memastikan bahwa setiap liburan sekolah tetap menjadi momen tumbuh kembang. Bukan menjadikan hari-harinya di persimpangan yang penuh harap dan debu.
jurnalis : Neha Hasna Maknuna - Nanang Priyo BasukiBagikan Berita :









