KEDIRI – Pemerintah Kota Kediri terus menunjukkan keseriusannya dalam menurunkan angka stunting melalui pelaksanaan Program Makanan Bergizi Gratis (MBG), sebuah inisiatif nasional dari Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Program ini menyasar pemenuhan gizi seimbang bagi masyarakat rentan, terutama kelompok 3B: ibu hamil, ibu menyusui, dan balita.
Sebagai bentuk komitmen daerah, Pemkot Kediri menggelar rapat koordinasi intensif pada Kamis (19/6), di Ruang Khusus Kantor Pemkot Kediri. Rapat ini dipimpin oleh Asisten Pemerintahan dan Kesra, Mandung Sulaksono, bersama jajaran dari Dinas Kesehatan, DP3AP2KB, DKPP, serta perwakilan tiga Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dari kecamatan Pesantren, Mojoroto, dan Kota. Hadir pula perwakilan OPD pendukung seperti DINSOS, DISKOMINFO, dan BAPPEDA.
Program MBG ini ditargetkan mulai berjalan paling lambat akhir Juli 2025, dengan menyasar sekitar 400 penerima manfaat di tiap kecamatan. Prioritas utama adalah ibu hamil dari keluarga kurang mampu yang berdomisili maksimal 5 kilometer dari dapur SPPG. Setelah seluruh ibu hamil terlayani, cakupan bantuan akan diperluas ke ibu menyusui dan balita.
“Ini amanah langsung dari Presiden dan Wakil Presiden, dan kami siap mendukung dari segala aspek, mulai dari pendataan, distribusi, hingga memastikan tepat sasaran,” tegas Mandung.
Setiap penerima manfaat akan menerima makanan bergizi setiap hari kerja (Senin hingga Jumat). Pada hari Senin dan Kamis, bantuan diberikan dalam bentuk makanan siap saji (meal box). Sementara Selasa, Rabu, dan Jumat, mereka akan mendapat kudapan sehat seperti susu dan makanan ringan bernutrisi. Menu disusun dengan nilai gizi seimbang di bawah pengawasan BPOM, dengan anggaran Rp10.000 per porsi.
Distribusi bantuan dilakukan secara sistematis oleh tim SPPG yang akan men-dropping makanan ke titik-titik tertentu. Setelah itu, Tim Pendamping Keluarga (TPK) akan menyalurkan makanan langsung ke penerima manfaat di rumah masing-masing.
Menurut Kepala DP3AP2KB Kota Kediri, Arief Cholisudin, program ini bukan sekadar bantuan sementara.
“Ini bagian dari strategi besar untuk membangun generasi masa depan yang sehat dan cerdas. Kami pastikan pelaksanaannya berjalan secara terintegrasi, transparan, dan berkelanjutan,” jelasnya.
Sebagai bentuk monitoring dan evaluasi, para penerima juga akan rutin mengikuti kegiatan makan bersama di posyandu setiap bulan, sekaligus pemantauan status gizi secara berkala.
Dengan persiapan matang dan pelibatan lintas sektor, Pemkot Kediri berharap Program MBG benar-benar bisa menjadi solusi nyata untuk mengatasi stunting, sekaligus investasi penting untuk mencetak sumber daya manusia yang lebih unggul di masa depan. (*)