KEDIRI – Dibalik aksi para relawan bencana tergabung dalam Forum Pengurangan Resiko Bencana (F-PRB). Rupanya menyisakan tanggungan yang tidak sedikit atas semua kegiatan telah dilaksanakan. Jumlah tanggungan tersebut mencapai Rp. 79 juta, demikian disampaikan dr. Ari Purnomo Adi. Selaku Ketua F-PRB Kabupaten Kediri saat dikonfirmasi Senin (05/06).
“Selama ini giat yang kami lakukan lebih banyak swadaya dari inisiatif relawan. Tanpa adanya support anggaran. Termasuk kemarin kita menggelar Musyawarah Daerah F-PRB Kabupaten Kediri. Karena sesuai dengan aturan yang tertulis di dalam Statuta F-PRB, maka pengurus F-PRB harus melaksanakan Musda paling sedikit satu tahun satu kali,” jelasnya.
Seiring dikukuhkan Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana pada 27 Januari 2022. F-PRB langsung menggelar sejumlah aksi dan mendapat respon baik dari sejumlah pihak. “Kami kerahkan relawan saat erupsi Gunung Semeru. Selesai dikukuhkan Mas Bupati, kemudian menggelar pelatihan Basic SAR dan Vertiucal Rescue di Kwadenan Pare dan melakukan advokasi Kali Lahar Petung Kobong terkait upaya mitigasi Kelud,” jelasnya.
Musda F-PRB
![](https://kediritangguh.co/wp-content/uploads/2023/06/5-PRB-2.jpeg)
Memasuki tahun 2022, sejumlah rapat internal dan pengurus harian digelar selain pelatihan kepada relawan. “Kami melakukan mitigasi bencana di wilayah barat sungai. Kemudian menggelar apel siaga relawan di Buffer Zone Alas Simpenan. Jambore mitias dan lintas alam Napak Bumi Wana Wilis. Kerahkan relawan gempa Cianjur Jawa Barat. Mendirikan dapur umum atas dampak ledakan mercon di Karangbendo Nglegok Blitar,” terang dr. Ari Purnomo Adi.
Dari sejumlah kegiatan tersebut, menghabiskan anggaran mencapai Rp. 89,5 juta, sementara pemasukan berdasarkan laporan keuangan bantuan dari Perumda Margomulyo Rp. 500 ribu, Dinas Sosial Rp. 2,5 juta, sumbangan fasilitator dipotong 20% Rp. 15 juta dan donasi dana semeru 2021 Rp. 20 juta.
“Dana pemasukan Rp. 51,5 juta, kami defisit kegiatan jambore, mitigasi dan lintas alam mencapai Rp. 28,5 juta. Rekapitulasi minus Rp. 79 juta. Kalau dihitung secara benar, mungkin lebih banyak lagi jumlahnya. Padahal selama ini yang kita anggarkan cuma bantuan transport anggota yang keluar kota dan konsumsi saja,” ungkapnya.
dr. Ari membenarkan jika BPBD telah melakukan fasilitasi namun jumlah kegiatan tidak lebih dari 4 kali dan selebihnya merupakan kegiatan murni dilaksankan F-PRB. “Padahal kami terus melakukan pelatihan, giat bersih sungai, tanam pohon dan tengah berlangsung program pelatihan kebencanaan di sekolah. Semua kita lakukan gratis, tidak ada honor atau bantuan uang transport. Biasanya, sekolah menyiapkan konsumsi,” imbuhnya.
Editor : Nanang Priyo Basuki