KEDIRI – Bulan Juni selalu punya tempat istimewa dalam sejarah bangsa. Dikenal sebagai Bulan Bung Karno, momen ini memperingati tiga peristiwa penting yang berkaitan erat dengan Ir. Soekarno, sang Proklamator dan Presiden pertama Republik Indonesia: lahirnya Pancasila pada 1 Juni 1945, hari kelahiran Bung Karno pada 6 Juni 1901, dan wafatnya beliau pada 21 Juni 1970.
Menariknya, Kabupaten Kediri memiliki hubungan historis dengan Bung Karno. Masa kecilnya sempat menapaki jejak kehidupan di Desa Pojok, Kecamatan Wates. Inilah yang mendorong Pemerintah Kabupaten Kediri untuk menjadikan peringatan Bulan Bung Karno sebagai agenda rutin tahunan.
Plt. Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kediri, Mustika Adi Prayitno, menyampaikan bahwa peringatan ini tidak sekadar seremonial. Melainkan menjadi ajang refleksi sejarah sekaligus media edukasi bagi masyarakat, khususnya generasi muda.
“Melalui pertunjukan seni yang dikemas secara kolaboratif dan edukatif, kami ingin menyampaikan nilai-nilai luhur perjuangan Bung Karno kepada masyarakat. Apalagi, keterkaitan sejarah beliau dengan Kabupaten Kediri cukup erat,” ujar Mustika, Jumat (20/6).
Sejak dipimpin Bupati Hanindhito Himawan Pramana, Kabupaten Kediri konsisten menggelar peringatan ini setiap tahun. Dimulai sejak 2021, agenda Bulan Bung Karno selalu disajikan dalam bentuk pertunjukan seni yang atraktif dan mudah dicerna masyarakat.
Tahun ini, rangkaian peringatan digelar di Kecamatan Pare, pusat Kampung Inggris yang menjadi magnet pelajar dari seluruh Indonesia. Lokasi utama acara berada di Lapangan Desa Tulungrejo dan Taman Hutan Kota Pare.
Acara dimulai pada Sabtu, 21 Juni 2025, pukul 12.30 WIB dengan pertunjukan seni jaranan di Taman Hutan Kota Pare. Malam harinya, pukul 18.30 hingga 21.30 WIB, dilanjutkan dengan gelar kolaborasi seni dari sanggar Jayanti dan Saraswati, dilengkapi dengan penampilan live music.
Yang membuat peringatan tahun ini lebih istimewa adalah konsep “Napak Tilas Bung Karno” yang mengangkat perjalanan hidup sang proklamator dari masa kecil hingga kemerdekaan, dikemas dalam bentuk seni pertunjukan yang menarik.
Menurut Mustika, pemilihan Pare sebagai lokasi kegiatan bukan tanpa alasan.
“Kampung Inggris Pare saat musim liburan dipadati sekitar 6.000 siswa dan mahasiswa dari berbagai wilayah di Indonesia. Ini kesempatan emas untuk menanamkan nilai-nilai nasionalisme dan sejarah perjuangan Bung Karno kepada generasi muda,” jelasnya.
Dengan mengusung semangat semboyan legendaris Bung Karno, “JASMERAH – Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah”, pemerintah berharap kegiatan ini mampu memperkuat karakter kebangsaan, khususnya di kalangan pelajar dan remaja.
Peringatan Bulan Bung Karno di Kabupaten Kediri bukan hanya ajang hiburan, melainkan upaya serius merawat ingatan sejarah sekaligus menyemai jiwa nasionalisme dalam balutan budaya lokal. (*)