KEDIRI – Usai digelarnya Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), merupakan salah satu jalur masuk perguruan tinggi melalui nilai rapor dan prestasi akademik. Didapat data dua sekolah favorit di Kota Kediri, bila SMA Negeri 2 jumlah siswa diterima bertambah. Sementara bagi SMA Negeri 1, berkurang dan didapat penjelasan salah satu faktornya karena sempat adanya aksi demo terkait pendidikan.
Persiapan matang dilakukan tenaga pendidik di SMADA demikian sebutan sekolah berada di Jalan Veteran nomor 7 Kota Kediri, rupanya membuahkan hasil cukup positif. Ditemui di ruang kerjanya, Luwi Adi Basuki selaku Waka Kesiswaan menyampaikan bahwa pada tahun ini, siswa diterima melalui jalur SNMPTN dari tahun sebelumnya 87 siswa, maka pada tahun ini dipastikan 96 siswa.
“Merupakan jalur bertarung nilai raport, untuk jumlahnya Alhamdulillah pada tahun ini diterima 96 siswa. Meningkat dibanding tahun lalu. Salah satu kuncinya polemik siswa ingin melanjutkan sekolah kedinasan, seperti STAN. Otomatis melepaskan jatahnya ikut SNMPTN, semua diawali seleksi elegible,” ungkapnya, Rabu (18/05) di ruang kerjanya.
Dari kuota 40% siswa terbaik dari kelas IPA dan IPS, setelah dipastikan bidikannya, kemudian memberikan kesempatan kepada teman yang lain yang ranking di bawahnya. “Dari 96 siswa diterima, dari total 409 siswa kami. Dimana dari jumlah tersebut, sekitar 200 siswa memastikan mengikuti UTBK,” imbuhnya.
Data SMAST Kota Kediri

Sementara untuk SMAS’T sebutan SMA Negeri 1 berada di Jalan Veteran nomor 1 Kota Kediri. Disampaikan Riza Muzaki selaku Waka Kurikulum. Siswa diterima di perguruan tinggi negeri melalui SNMPTN mengalami penurunan. “Tahun sebelumnya 82 siswa, pada tahun ini 72 siswa. Salah satu faktornya, sempat konflik demo sehingga menurunkan kepercayaan perguruan tinggi untuk menerima lulusan dari SMAST,” jelasnya, Rabu (18/05) di ruang kerjanya.
Diterangkan Riza Muzaki, perguruan tinggi itu memiliki kriteria untuk sekolah asal siswa harus kondusif. Hanya saja pada tahun ini ada nilai positifnya, dimana siswa diterima lebih merata di sejumlah perguruan tinggi negeri favorit. “Kami menerapkan surat komitmen dalam program elegible, dimana siswa telah diterima tidak diperbolehkan pindah bidikan, misal kemudian ingin masuk kedinasan,” jelasnya.