KEDIRI – Mengusung tema Peranan Ibu Nyai Dalam Meneladani Istri Rasulluloh SAW, bertempat di Aula Al Muktamar Ponpes Lirboyo, hadir sebagai pembicara KH. Ahmad Bahauddin Nursalim akrab disapa Gus Baha. Acara digelar Pengurus RMI NU Kota Kediri, dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW dan Hari Santri Nasional.
Hadir dalam acara ini, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indarparawansa yang juga Ketua Umum Muslimat NU. Ada kejadian menarik usai acara, dia tertarik buah mangga terlihat berbuah di halaman. “Saya suka mangga apalagi Mangga Podang dari Kediri,” ucapnya. Dalam tausiah-nya, Gus Baha menyinggung soal pengguna HP
‘Ibu-ibu kadang bingung santri tidak boleh bawa HP, tapi pendidikan memerlukan memakai HP. Sementara ibu-ibu mau mengikuti perkembangan anak kadang gak nutut. Lalu bagaimana kita bisa mengarahkan anak-anak dan menjaga anak bisa menggunakan dengan HP sebaik-baiknya. Lalu ibu nyai mendapatkan peran lebih daripada pak kyai. Tapi terkadang kita di marjinalkan dianggap tidak etis padahal kita punya peran yang sama’.
‘Manusia pasti mudah diperbudak oleh kebaikan. Ada satu anak tidak diperbolehkan terkontaminasi HP, TV dan lainnya. Dia tahunya informasi dari orang yang tidak salat. Akhirnya anak ini punya ingatan dan hutang jasa ke orang tersebut akhirnya dia juga tidak salat’
‘Makanya tidak apa-apa di pesantren jangan terlalu mengekang dari teknologi. Saya berkali-kali bilang sodakoh harus tersenyum, agar orang teringat dengan kita yang baik. Menghadapi kaidah ilmiah kita harus punya Al Ikhsan Abdul Ihsan’.
Demikian kutipan disampaikan Gus Baha saat acara dihadiri Pengasuh Ponpes Lirboyo, KH. Anwar Mansur, Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar, Kapolres Kediri Kota AKBP Wahyudi, Dandim Letkol Inf. Rully Eko Suryawan dan Ketua PCNU KH. Abu Bakar Abdul Jalil.