KEDIRI – Setiap curah hujan tinggi, salah satu desa terdampak yaitu Desa Gambyok Kecamatan Grogol, sempat dikenal ditemukan situs Panji Bertopi. Hujan berlangsung sekitar 5 jam ini, menjadikan sejumlah lahan pertanian tergenang hingga air meluap di jalan.
Wahyudi salah satu petani penggarap sawah, merupakan warga setempat menuturkan. Bahwa hujan terjadi dimulai sekitar pukul 16.00 wib dan berakhir hingga pukul 21.00 wib. “Hujan terang lalu hujan lagi, berulang-ulang, akhirnya air meluber ke jalan desa,” jelasnya.
Yang cukup memprihatinkan hujan berlangsung selama tiga hari berturut-turut ini, hingga meredami ribuan hektar sawah.
“Sebelumnya di sini jarang hujan, baru 3 hari ini hujan intensitas tinggi akhirnya banjir. Padahal ini musim tanam pertama, yang baru tanam bibit padi akhirnya keseret air. Akhirnya masa tanam padi jadi mundur, itu jelas kerugian bagi petani,” ucap Wahyudi.
Bila musim kemarau, maka lahan pertanian di Desa Gambyok cocok untuk buah Melon, cabai dan tembakau. Namun bila musim hujan selain padi, terkadang terdapat petani menanam bawang merah.
Ada pernyataan Wahyudi cukup memilukan hati, bahwa sejak tiga tahun terakhir pasca meredanya wabah Covid. Tidak lepas dari segala bentuk musibah. “Baru selesai hama tikus, hampir 3 tahun sejak Covid tidak pernah panen maksimal. Kini berlangsung wabah penyakit sapi,” jelasnya.
Terkait musibah banjir, dibenarkan Kalaksa BPBD Kabupaten Kediri, Stefanus Djoko Sukrisno saat dikonfirmasi. Menurutnya banjir tersebut karena luapan air dari sungai. “Namun sekarang sudah surut dan kembali normal seperti biasa. Karena hujan intensitas tinggi akhirnya meluapi area persawahan meski tanggul sudah ditinggikan,” jelasnya.
Jurnalis : Sigit Cahya Setyawan dan Wildan Wahid Hasyim Editor : Nanang Priyo Basuki