KEDIRI – Pernyataan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti mengenai ajakan kepada para guru, untuk aktif dalam kegiatan organisasi masyarakat (Ormas). Merupakan pesan dan juga harapan kepada para tenaga pendidik, tidak hanya berperan sebagai pengajar di dalam kelas. Tetapi juga sebagai agen perubahan sosial di lingkungan sekitarnya.
Berikut penjelasannya dari berbagai sumber, memahami harapan Mendikdasmen ;
Bahwa dibutuhkan saat ini, guru bukan hanya pendidik akademik, tetapi juga figur yang dihormati dan berpengaruh di masyarakat. Dengan aktif di Ormas, maka guru dapat menyuarakan nilai-nilai pendidikan dan moral di tingkat komunitas. Kemudian melatih kepekaan terhadap persoalan sosial dan budaya yang berkembang di masyarakat. Serta, mampu menjembatani dunia pendidikan formal dengan kebutuhan dan kondisi riil masyarakat.
Kenapa Mendikdasmen Abdul Mu’ti menyoroti kecenderungan guru yang hanya fokus pada kegiatan mengajar. Bisa diartikan bahwa guru selama ini merasa terkurung dalam rutinitas sekolah dan kurang tanggap terhadap dinamika permasalahan sosial yang memengaruhi dunia pendidikan.
Besar harapan bila kemudian terjadi sinergi pendidikan bersama masyarakat, mampu terbangun jejaring sosial dan memunculkan sikap profesional di luar sekolah. Kehadiran guru di luar sekolah, merupakan kontribusi nyata dalam program pemberdayaan masyarakat. Yang utama, sosok tenaga pendidik mampu membawa nilai-nilai pendidikan ke ruang publik yang lebih luas.
Bahwa peranan guru di masyarakat secara langsung, diyakini mampu memunculkan dan merawat nilai-nila kepedulian sosial, menanamkan jiwa toleransi dan kepemimpinan serta menjaga semangat gotong royong. Nilai-nilai inilah, diharapkan Mendikdasmensangat relevan dalam pendidikan karakter, yang menjadi bagian penting dalam kurikulum pendidikan nasional.
Apa yang disampaikan Abdul Mu’ti adalah ajakan agar guru tidak bersifat pasif dalam menghadapi realitas sosial. Dengan lebih aktif di Ormas, guru bisa memainkan peran ganda, yaitu mendidik generasi muda dan menjadi motor perubahan positif di masyarakat. Ini adalah langkah untuk menciptakan ekosistem pendidikan yang lebih holistik, partisipatif, dan kontekstual.