Belajarlah Pada Pemimpin Negeri Ini
Akhirnya, Stasiun MRT Lebak Bulus Jakarta Selatan menjadi saksi bertemunya dua tokoh politik besar, Presiden terpilih Jokowi dan Prabowo Subianto, pada Sabtu tanggal 13 Juli 2019. Stasiun MRT dipilih menjadi tempat rekonsiliasi atas kesepakatan Jokowi dan Prabowo.
Penulis : Nanang Priyo Basuki
Jurnalis kediritangguh.co
Seluruh warga di republik ini tentunya ingat bagaimana perseteruan atau hubungan panas dingin. Antara Joko Widodo dan Prabowo Subianto selama tahapan Pemilihan Presiden tahun 2019. Bukannya berlanjut saling pukul, namun keduanya memilih berjiwa negarawan saling berangkulan.
Ketua Umum Partai Gerinda ini kemudian menduduki jabatan Menteri Pertahanan dan sesudahnya kini hubungan menjadi mencair. Presiden Jokowi didampingi wakil, Ma’ruf Amin, tanpa disangka publik kemudian mengumumkan di Tangga Istana Merdeka, pada Rabu 23 Oktober 2019.
Lalu bagaimana dengan di Kediri? Hubungan wali kota dengan mantan wali kota? Bupati dengan mantan bupati? atau hingga kini masih dianggap memanas hubungan Mas Dhito dan Mbak Dewi. Sapaan akrab Hanindhito Himawan Pramana dan Dewi Mariya Ulfa dengan kelompok menamakan diri bumbung kosong.
Apakah tidak mungkin bersatu? Mewujudkan Kabupaten Kediri lebih baik? Dalam beberapa kesempatan, kalimat terakhir ini beberapa kali disampaikan Mas Dhito. Bahwa dia hadir sebagai bupati bukan untuk dilayani. Namun untuk melayani masyarakat demi mewujudkan Kabupaten Kediri lebih baik.
Meski didukung seluruh partai memiliki kursi di DPRD Kabupaten Kediri. Bukan berarti Mas Dhito dan Mbak Dewi merasa di atas angin atau menggunakan tangan besi. Orang nomor satu ini, bahkan tanpa diketahui publik kerap mendatangi sejumlah anggota wakil rakyat, bila ada berselisih paham dengannya.
Kemudian muncul tagline baru ‘fulll senyumm massszeee’ atau ‘satSet’, ini merupakan bentuk fakta. Menjadi catatan satu tahun menduduki jabatan kepala pemerintahan. Kemudian reformasi birokrasi dijanjikan, masih memberikan kesempatan kepada para pejabat di era ‘kedirilagi’, untuk menunjukkan kinerja sesuai visi misinya.
Bila di Kota Kediri, rasanya tidak mungkin terjadi karena mantan Wali Kota Kediri dr. Samsul Ashar kini telah berada di bui. Sementara Mas Abu, sapaan akrab Abdullah Abu Bakar yang dulu menjadi wakilnya, kini telah dua periode menduduki jabatan sebagai wali kota. Kabar terhembus, seiring jabatan Ketua DPD PAN disandangnya bakal melanjutkan karier politik pada legeslatif.
Pertanyaannya? Siapakah yang pantas mendampinginya sebagai sebagai wakil wali kota kini masih kosong. Ataukah memang sengaj dibiarkan kosong, meski kalangan legeslatif telah mendorong membentuk tim Panitia Khusus Pembentukan Tata Tertib, kemudian dilanjutkan Panitia Pemilihan Jabatan Lowong Wawali.
Mari kita tunggu bersama gebrakan dua kepala daerah muda di Kediri