KEDIRI – Setelah sempat terbakar pada tahun 2022 lalu, kini Pasar Ngadiluwih di Kabupaten Kediri mulai menjalani proses revitalisasi. Pekerjaan fisik proyek ini resmi dimulai dan ditargetkan selesai dalam waktu delapan bulan, tepatnya selama 241 hari, terhitung sejak kontrak ditandatangani pada 23 April hingga 23 Desember 2025.
Pantauan di lapangan pada Kamis, 15 Mei 2025, menunjukkan aktivitas pembangunan yang mulai menggeliat. Lahan proyek sudah diratakan, truk-truk pengangkut material hilir mudik, dan para pekerja mulai sibuk membangun pondasi pagar di bagian depan pasar.
Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Kediri, Tutik Purwaningsih, menjelaskan bahwa proyek ini mengusung konsep perpaduan antara nuansa tradisional, modern, dan berbudaya, sesuai arahan Bupati Hanindhito Himawan Pramana. Konsep tersebut serupa dengan Pasar Wates yang menjadi model acuan, namun Pasar Ngadiluwih akan memiliki desain unik tersendiri.
Sebagai contoh, pintu masuk dan keluar pasar akan mengadopsi bentuk gunungan yang dibelah dua, mencerminkan sentuhan budaya lokal. Sementara itu, desain atap los (lapak-lapak pedagang) juga dibuat berbeda. Jika di Pasar Wates atapnya tertutup rapat, maka di Ngadiluwih akan diberi celah atau ruang terbuka yang dihiasi elemen seni untuk mempercantik tampilan pasar.
Tutik menyebutkan bahwa proyek ini mencakup 18 item pekerjaan. Pengawasan ketat akan terus dilakukan, baik oleh pihak direksi, pengawas, maupun kontraktor, demi memastikan semuanya berjalan sesuai rencana dan tanpa hambatan berarti.
Satu tantangan yang cukup krusial dalam pembangunan kali ini adalah kondisi cuaca. Hujan yang sering turun di sore hari menjadi hambatan yang harus diantisipasi. Untuk itu, strategi pengerjaan simultan atau bersamaan akan diterapkan guna menghemat waktu dan menjaga progres pembangunan tetap sesuai jadwal.
“Strategi ini akan dikendalikan secara penuh oleh tim direksi, pengawas, dan kontraktor agar pekerjaan bisa terus berjalan meski cuaca tidak selalu mendukung,” jelas Tutik.
Di sisi lain, Direktur Utama sekaligus Project Manager PT Elaine Karya Abadi, Mochamad Bagus Abadi, mengakui bahwa cuaca menjadi tantangan utama. Meski begitu, ia tetap optimis proyek bisa rampung tepat waktu. Jika diperlukan, pihaknya siap menambah jam kerja melalui lembur agar tidak melewati batas akhir yang telah ditentukan.
“Kami tetap yakin pembangunan ini bisa selesai sesuai jadwal,” tegasnya.
Dengan kombinasi antara perencanaan yang matang, pengawasan yang ketat, serta semangat kolaboratif antara pemerintah dan kontraktor, revitalisasi Pasar Ngadiluwih diharapkan tidak hanya menjadi pusat perdagangan, tapi juga ikon budaya baru di Kabupaten Kediri. (*)