KEDIRI – Dalam peringatan 100 hari kerja Wali Kota Vinanda Prameswati dan Wakil Wali Kota Qowimuddin, Pemerintah Kota Kediri meluncurkan program unggulan bertajuk BOSDA Mapan (Bantuan Operasional Sekolah Daerah), yang digelar pada Selasa (27/05) di Balai Kota Kediri. Program ini menjadi bagian dari langkah nyata dalam mendukung sektor pendidikan secara inklusif dan berkelanjutan.
Wali Kota Vinanda menyampaikan bahwa BOSDA Mapan adalah bentuk nyata komitmen pemerintah kota untuk membangun pendidikan yang merata dan menyentuh semua lapisan masyarakat. “Kami ingin semua pihak—baik masyarakat maupun pelaku pendidikan—bersatu dalam misi menjadikan Kediri kota yang lebih cerdas dan sejahtera,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Kediri, HM. Anang Kurniawan, menegaskan bahwa BOSDA Mapan hadir untuk mengatasi masalah klasik dalam dunia pendidikan seperti tunggakan SPP hingga ijazah siswa yang tertahan.
“Dengan BOSDA, sekolah tidak boleh lagi menarik biaya tambahan dari orang tua siswa,” ungkapnya.
Program BOSDA Mapan tidak hanya menyasar pendidikan dasar, tetapi menjangkau semua jenjang, dari PAUD, TK, SD, SMP, SMA, SMK, hingga perguruan tinggi S1, S2, dan S3. Bantuan ini diberikan tanpa memandang latar belakang ekonomi, dengan rincian dana sebagai berikut:
-
TK/PAUD: Rp10.000/siswa/bulan
-
SD: Rp20.000/siswa/bulan
-
SMP: Rp50.000/siswa/bulan
Dana disalurkan dua kali dalam setahun langsung ke rekening sekolah masing-masing.
Dalam semangat kolaborasi, Pemkot juga menggandeng 16 perguruan tinggi di Kediri untuk menyediakan beasiswa bagi mahasiswa dari keluarga kurang mampu. Uniknya, sebagian besar beasiswa ini berasal dari program CSR kampus, bukan dari APBD.
“Perguruan tinggi sudah menyatakan kesiapannya untuk menanggung puluhan mahasiswa melalui program ini,” jelas Anang.
Penerima beasiswa juga diajak berkontribusi nyata bagi kota. Skripsi, tesis, atau disertasi mereka diharapkan mengangkat isu-isu lokal, sehingga hasil penelitian dapat digunakan untuk menyelesaikan berbagai tantangan di Kediri.
BOSDA Mapan juga memberikan perhatian pada peningkatan kualitas tenaga pendidik, terutama guru PAUD yang belum memiliki gelar S1. Bersama Universitas Terbuka, Pemkot memberikan beasiswa bagi 122 guru PAUD terpilih agar bisa menempuh pendidikan S1. Langkah ini diambil demi memastikan pendidikan anak usia dini lebih berkualitas.
Tak ketinggalan, BOSDA Mapan turut menyasar sekolah swasta yang selama ini masih memberlakukan SPP. Sekolah-sekolah ini kini diwajibkan menyediakan kuota minimal 10% bagi siswa dari keluarga kurang mampu (DTKS) agar mereka juga bisa menikmati pendidikan gratis.
“Bahkan sekolah elit yang sebelumnya belum pernah menerima siswa DTKS, kini wajib membuka akses,” tambah Anang.
Dengan semangat gotong royong dan visi inklusi, BOSDA Mapan bukan hanya sekadar bantuan finansial, tapi sebuah langkah strategis menuju pendidikan yang lebih adil dan merata di Kota Kediri.
jurnalis : Neha Hasna Maknuna