KEDIRI – Gelar Seni dan Festival Jaranan Jawa digelar di Kawasan SLG, Minggu (21/05) berlangsung sangat meriah. Para peserta terlihat bersemangat menunjukkan penampilan terbaiknya dihadapan dewan juri. Apresiasi diberikan Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramana saat membuka kegiatan ini.
“Gelar Seni dan Festival Jaranan Jawa merupakan salah satu upaya untuk melestarikan dan harus dijaga kesenian khas asli Kabupaten Kediri. Saya senang banget, melihat langsung adik-adik kecil turut sebagai festival seni jaranan. Ada dari SD dan SMP mampu menunjukkan kemampuan. Saya agendakan acara sepert ini ditampilkan di candi dan di sejumlah tempat wisata,” ungkapnya, dikonfirmasi usai acara.
Bupati Ajak Hormati Lagu Kebangsaan

Ada kejadian menarik saat disela-sela sambutan, sosok orang nomor satu di Kabupaten Kediri, tiba-tiba menunjukkan jarinya kepada seorang perempuan tengah duduk kepanasan di balik barikade keamanan.
“Tahu kenapa saya panggil kesini?
“Sebagai guru apa? Mbak Putri?
“Mau minta hadiah apa? Ada beasiswa, laptop dan handphone?
Perempuan diketahui bernama Putri, seorang guru di SMPN Kras ini terlihat bingung dihadapan Mas Dhito. Terlihat wajah antara merasa bila ada salah dan tersipu malu. Mas Dhito pun kemudian mengatakan dihadapan hadirin yan hadir. Jika dirinya merasa bangga melihat Putri bersama temannya berdiri tegak saat lagu kebangsaan Indonesia Raya dikumandangkan.
“Saya menginggatkan kepada seluruh warga di Kabupaten Kediri. Kita punya tagline Kediri Berbudaya. Saat lagu kebangsaan dinyanyikan, saya melihat hampir semua duduk. Jika simbah-simbah tidak apa-apa, tapi masak usia muda banyak yang duduk,” ucap Mas Dhito
“Tadi berdiri? Putri pun akhirnya paham apresiasi diberikan Bupati kepada dirinya.
“Bagaimana kediri berbudaya bisa berlangsung dengan baik jika budaya tidak dijaga dan dilestarikan. Mbak Putri merupakan contoh bagi kita semua,” ucapnya, kemudian memberinya hadiah laptop.
Salah satu guru pendamping, Tiwi Prastiwi merupakan guru Seni Budaya SMPN 1 Papar menyampaikan salut atas acara ini. Dia pun merasakan seiring kepemimpinan Mas Dhito, banyak kegiatan positif memberikan wadah untuk seni budaya.
“Sangat mendukung melestarikan budaya di kabupaten. Ada wayang, jaranan dan tari tradisional kini telah dilakukan festival atau gelaran seni saat dipimpin Mas Bupati. Kendala kami terkait gamelan, meski sering dilakukan pelatihan namun kami tidak memiliki peralatan sendiri di sekolah,” ucapnya.
Jurnalis : Wildan Wahid Hasyim Editor : Nanang Priyo Basuki