KEDIRI – Mewujudkan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang cerdas dengan peduli sampah, Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Kediri. Pada Jumat (08/12) menggelar acara talk show menghadirkan narasumber selama ini aktif dalam penggelolaan sampah.
Acara digelar di Kawasan Taman Hijau Simpang Lima Gumul (SLG), dibuka Asisten Administrasi Perekonomian dan Pembangunan Setda Kabupaten Kediri, Sujud Winarko.
Mewakili Pemerintah Kabupaten Kediri, Sujud Winarko menekankan sampah telah menjadi masalah yang krusial. Jumlahnya yang terus meningkat, seiring dengan perkembangan jaman. Seakan menjadi persoalan yang sulit dientaskan, jikalau tidak ada kesadaran dalam diri masing-masing.
“Tentu kita menyadari sekarang dengan adanya perkembangan teknologi peradaban manusia maka dari itu menimbulkan permasalahan salah satunya ialah sampah. Karena dari DLH sudah membuat satu analis dengan kementerian. Bahwa di Kabupaten Kediri ini ada 1,6 juta penduduk kemudian dihitung secara statisitk matematis, bahwa sehari diprediksi ada setengah kilo sampah setiap kepala, Ini merupakan tantangan bagi kita semua jangan sampai bumi kita, laut kita tercemar oleh sampah,” terangnya.
Bila melihat jumlah penduduk, maka sampah dihasilkan dalam sehari mencapai 828 ton sampah. Hal ini disampaikan Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Kediri, Putut Agung Subekti selaku pemateri dihadapan para ASN perwakilan dari satuan kerja.
Ini menjadi persoalan serius, manakala tidak semua sampah tersebut berhasil dikelola di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
“Jadi kalau kita hitung sampah di Kabupaten Kediri menjadi 828 ton perhari. Kalau kita setarakan dengan truk sampah kita, butuh sekitar 600 truk sampah. Sementara sampah yang berhasil ditangangi baru mencari 125 ton setiap harinya,” terang Putut Agung Subekti
Tentunya upaya menyelesaikan maslaah ini tidak hanya melalui kebijakan pemerintah. Akan tetapi, perlu peranan aktif masyarakat dalam mengurangi sampah. Putut menjelaskan, terdapat dua upaya penyelesaian masalah di atas. Yang pertama yakni penanganan dan kedua pengurangan.
“Penanganan ini aktornya pada pemerintah, kemudian tidak lepas peran aktif seluruh lapisan masyarakat. Dengan cara berusaha mengurangi adanya sampah yang dihasilkan. Bila ini terlaksana, bisa memunculkan wacana TPA dihapus di kemudian hari,” jelasnya.
Saat dibuka sesi tanya jawab, salah satu peserta merupakan tenaga pengajar. Menanyakan terkait Program Adiwiyata di sekolah akankah dilanjutkan? Mengingat program tersebut memberikan edukasi yang baik dalam penanganan sampah.
Menanggapi pertanyaan ini, kepala DLH menegaskan sudah berkomunikasi dengan Kepala Dinas Pendidikan untuk melanjutkan program ini.
Terakhir, Putut berharap acara ini bisa menjadi landasan utama terciptanya partisipasi aktif ASN mengajak masyarakat agar menjaga budaya hidup bersih dan minim sampah
“Jadi sesuai materi kita, adanya partisipasi aktif dari ASN untuk berbudaya hidup bersih, meminimalkan sampah dan ada upaya pengurangan serta pembatasan sampah. Sehingga pengelolaan sampah tidak hanya berfokus pada hilir saja, akan tetapi sampai pada hulunya” terang Kepala DLH.
Jurnalis : Wildan Wahid Hasyim Editor : Nanang Priyo Basuki