KEDIRI – Menjelang Lebaran, jasa penukaran uang pecahan baru kembali bermunculan di sejumlah ruas jalan di Kota Kediri. Beberapa titik yang menjadi lokasi favorit para penyedia jasa ini antara lain Jalan Soedanco Supriadi, Jalan PK Bangsa dan Jalan Letjend Suprapto.
Fenomena ini memang selalu berulang setiap tahun, seiring dengan meningkatnya permintaan uang pecahan baru untuk kebutuhan Hari Raya Idul Fitri, seperti tradisi bagi-bagi angpao atau salam tempel. Namun, para penyedia jasa mengaku tahun ini omzet mereka mengalami penurunan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Iswahyudi, salah satu penyedia jasa tukar uang asal Bandar Lor, mengungkapkan bahwa dirinya sudah menjalankan usaha ini selama empat tahun. Namun, dari tahun ke tahun keuntungan semakin menurun.
“Dulu setiap hari bisa dapat Rp200-Rp300 ribu. Kalau sekarang Rp100 ribu saja sudah alhamdulillah,” ujarnya saat dikonfirmasi kemarin.
Ia menetapkan tarif Rp15 ribu untuk setiap penukaran Rp100 ribu. Menurutnya, meskipun pendapatan turun, ia tetap memilih lokasi yang sudah dikenal masyarakat agar tidak kehilangan pelanggan.
“Kalau pindah takutnya pelanggan tidak tahu. Di sini orang sudah hafal, apalagi di Sekartaji,” tambahnya.
Hal serupa juga dirasakan Tikno, penyedia jasa tukar uang asal Kelurahan Pesantren yang beroperasi di Jalan PK Bangsa. Tikno mengaku terinspirasi membuka jasa ini setelah melihat praktik serupa di dekat Tugu Pahlawan, Surabaya. Dirinya mulai aktif berkecimpung sejak 2003.
“Pendapatan sekarang makin tipis. Sehari paling dapat Rp70 ribu, padahal dulu bisa lebih dari itu. Tapi ini belum puncaknya, biasanya ramai saat musim THR, sekitar lima hari sebelum Lebaran,” tuturnya.
Ia juga mengeluhkan sulitnya mendapatkan uang pecahan baru dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Hal tersebut membuat harga pasaran di seluruh Kota Kediri sama yakni tarif 15 Ribu untuk setiap penukaran uang senilai Rp. 100.000.
“Sekarang tidak bisa langsung ke bank biasa, harus lewat Bank Indonesia, dan itu daftar online. Pas penukaran juga antri panjang,” jelasnya.
Meski saat ini kondisi belum terlalu ramai, baik Iswahyudi maupun Tikno meyakini bahwa permintaan akan meningkat menjelang Lebaran, terutama setelah pencairan THR.
“Jelang lebaran bisa sampai 25 juta sehari laku. Jika masih sisa mau tidak mau harus buka sampai malam Idul Fitri,” ujar Tikno
jurnalis : Sigit Cahya Setyawan