korban saat dibawa ke RSUD Gambiran (istimewa)

Telah Tiga Hari Polisi Buru Honda HRV Warna Putih Diduga Terlibat Tabrak Lari di Depan SDN 1 Pojok Kota Kediri: Korban Tulang Bahu Patah, Mobil Kabur Tanpa Tanggung Jawab

Bagikan Berita :

KEDIRI – Sebuah insiden memilukan terjadi di depan SDN 1 Pojok, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, pada Selasa (14/10) pagi. Seorang siswi kelas lima, Farren Khalisa Putri (11), menjadi korban tabrak lari oleh mobil Honda HR-V berwarna putih. Hingga kini, pelaku belum diketahui dan masih dalam pengejaran Unit Gakkum Satlantas Polres Kediri Kota.

Kasus ini kembali membuka luka lama tentang lemahnya kesadaran sebagian pengendara di jalan: melanggar aturan boleh jadi sekejap, tapi dampaknya bisa menetap lama—terutama bagi korban.

Kasat Lantas Polres Kediri Kota, AKP Afandy Dwi Takdir, melalui Kanit Gakkum Ipda Andi Anang Fauzi Sulaiman, menjelaskan bahwa pihaknya tengah bekerja keras mengumpulkan bukti dan petunjuk di lapangan.

“Kami sudah mengamankan rekaman CCTV di sekitar lokasi dan memeriksa beberapa saksi mata. Dari situ diharapkan bisa mengarah pada identitas pengemudi mobil putih tersebut,” jelas Ipda Andi, Jumat (17/10).

Kejadian terjadi sekitar pukul 10.15 WIB, tepat di depan gerbang sekolah di Jalan Selomangleng, kawasan yang setiap pagi ramai oleh aktivitas siswa dan orang tua. Saat itu, Farren berjalan di sisi utara jalan, ketika tiba-tiba mobil HR-V putih melaju dan menyerempet bahu kanan korban.

Korban memang tidak sampai terjatuh, namun mengalami sakit di bahu kanan dan syok berat akibat benturan. Warga sekitar yang melihat kejadian langsung menolong Farren dan membawanya ke RS Gambiran Kota Kediri untuk mendapatkan perawatan medis.

Namun yang paling menyakitkan bukan hanya luka di tubuh korban, melainkan hilangnya rasa tanggung jawab dari sang pengemudi. Bukannya berhenti untuk menolong, mobil justru melarikan diri ke arah timur, meninggalkan anak 11 tahun yang kesakitan di pinggir jalan.

“Kami masih menelusuri arah pelarian kendaraan. Beberapa CCTV di jalur sekitar lokasi sedang kami analisis, termasuk kemungkinan kendaraan sempat berhenti di titik lain,” imbuh Ipda Andi.

Satlantas Polres Kediri Kota juga mengimbau pelaku agar menyerahkan diri, membawa kendaraan yang digunakan, dan menunjukkan itikad baik untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.

“Kami berharap pengemudi bisa datang secara sukarela. Ini bukan sekadar perkara hukum, tapi juga soal moral dan empati. Korban masih anak-anak yang butuh rasa aman saat pergi ke sekolah,” tegasnya.

Peristiwa ini menyentil nurani publik tentang keselamatan anak di sekitar sekolah, yang seringkali diabaikan oleh pengendara yang terburu-buru. Jalan yang seharusnya menjadi ruang aman bagi pelajar, justru menjadi tempat berbahaya akibat kelalaian orang dewasa.

Di tengah maraknya kampanye keselamatan berlalu lintas, kasus seperti ini mengingatkan bahwa aturan bukan sekadar tulisan di rambu jalan, melainkan penjaga kehidupan nyata. Satu detik abai di balik kemudi bisa mengubah hidup seseorang—terutama anak kecil yang hanya ingin pulang sekolah dengan selamat.

Kini, penyelidikan masih berlangsung. Polisi terus mengumpulkan potongan bukti, satu demi satu, untuk menemukan pelaku. Sementara itu, publik menanti satu hal sederhana namun bermakna besar: pengemudi itu berani datang dan mengakui kesalahannya. Karena tanggung jawab sejati bukan hanya soal hukum, tapi juga soal keberanian menatap konsekuensi dengan kepala tegak.

jurnalis : Sigit Cahya Setyawan
Bagikan Berita :