KEDIRI – Terik mentari tak begitu dirasa Mbah Simpen karena dirinya tengah duduk di bawah rimbunnya pohon bambu berada di depan rumahnya. Kesejukan bercampur haru bertambah mana kala, Kamis (7/7/2022), warga Desa Asmoro Bangun, Kecamatan Puncu itu disungkemi orang nomor satu di Kabupaten Kediri, Hanindhito Himawan Pramana. Mas Dhito, sapaan akrab Bupati, datang ke rumah Mbah Simpen untuk memberitahu bahwa rumahnya akan direnovasi oleh Pemerintah Kabupaten Kediri agar lebih layak huni.
Awalnya, nenek kelahiran tahun 1942 ini tak mengetahui sosok yang sungkem padanya, adalah Mas Dhito. Pasalnya, saat pertama bupati muda tersebut datang, dirinya tak sempat berkenalan. Sosok yang baru saja ditemuinya itu tiba-tiba sungkem dan bertanya mengenai usia, keseharian, serta meminta ijin padanya untuk melihat kondisi rumah yang didepannya sudah dipersiapkan material untuk membangun rumah yang berada tak jauh dari kantor desa.
“Jenengan yang punya rumah itu?” tanya Mas Dhito usai menyungkemi Mbah Simpen.
“iya, pak,” jawabnya.
“Jenengan kelahiran tahun pinten, mbah?” tanya Mas Dhito lagi.
“Saya kelahiran tahun 1942,” jawab Mbah Simpen dengan senyumnya.
“Sebelum Indonesia merdeka, berarti jenengan sudah lahir,” jawab Mas Dhito heran melihat mondisi Mbah Simpen yang masih bugar diusianya yang tua itu.
Pandangan Mbah Simpen masih tertuju ke sosok muda berkacamata itu yang mulai beranjak memasuki rumahnya. Seakan bertanya-tanya siapa sebenarnya sosok berkemeja biru itu. Baru mengerti sejatinya pemuda itu adalah seorang Bupati Kediri, saat tetangganya memberitahu bahwa yang mengajaknya ngobrol gayeng itu adalah Mas Dhito.
“Loh mosok iku mau bupati (masak itu tadi bupati),” Mbah Simpen terkaget.
Usai menilik kondisi rumah Mbah Simpen, Mas Dhito kembali ngobrol dengannya. Berbicara mengenai rencana dimana Mbah Simpen akan bertempat tinggal sementara saat rumahnya dibangun. Ketika kembali ngobrol, mata Mbah Simpen berkaca-kaca. Menjawab obrolan Mas Dhito dengan nada yang melirih. Terlihat senang bercampur haru.
Mbah Simpen pun mengaku senang rumahnya dibedah oleh Mas Dhito melalui program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS). Nenek itu adalah salah satu penerima BSPS dari 95 penerima di Desa Asmoro Bangun tahun 2022 ini. “Yang jelas seneng rumahku dibangun,” kata Mbah Simpen. Sebelum berpamitan dengan Mbah Simpen, Mas Dhito mendoakan agar Mbah Simpen bahagia dan sehat.
“Mbah, nanti selama 2 sampai 3 minggu saat rumahnya dibangun, jenengan tinggal di rumah tetangga dulu ya. Saya doakan semoga jenengan sehat dan bahagia selalu,” tutur Mas Dhito. Dari data Dinas Perumahan dan Pemukiman Kabupaten Kediri, pada tahun 2022 ini sebanyak 1000 unit rumah rumah tidak layak huni (RTLH) masuk dalam Program BSPS yang tersebar di 31 desa di 12 Kecamatan. (*)