KEDIRI – Semangat kompetisi mulai membara di jajaran Kepolisian Jawa Timur menjelang Kejuaraan Beladiri Polri memperebutkan Piala Kapolda Jatim yang akan digelar pada 25–26 Juni 2025 di Gedung Mahameru, Mapolda Jatim. Salah satu sosok yang tampil penuh dedikasi adalah AKP Agus Sudarijanto, Kapolsek Wates, Kabupaten Kediri, yang dipercaya mengemban dua peran penting: pelatih dan juri dalam ajang prestisius tersebut.
Meski waktu persiapan terbilang mepet, semangat AKP Agus dan timnya tak surut sedikit pun. “Kita hanya punya waktu sekitar 10 hari. Latihan baru tiga kali, tapi langsung kita tingkatkan intensitasnya—dua kali sehari, pagi dan sore. Ini memang tantangan, tapi saya yakin pada semangat dan kemampuan anak-anak,” ungkapnya penuh optimisme.
Bagi Agus, kejuaraan ini bukan sekadar soal gelar juara. Lebih dari itu, ini adalah momen strategis untuk memperkuat kemampuan dasar personel Polri. Ia menegaskan bahwa seni beladiri bukan hanya soal teknik, tapi juga kesiapan mental dalam menghadapi situasi genting di lapangan.
“Beladiri adalah pondasi. Senjata api itu opsi terakhir. Yang utama justru kemampuan tangan kosong, pengendalian situasi tanpa kekerasan berlebihan. Itu yang sedang kita latih dan perkuat,” tegasnya.
Ajang ini akan diikuti oleh seluruh Polres di Jawa Timur, termasuk unit-unit elit seperti Brimob dan Dit Samapta, dengan jumlah peserta yang diperkirakan lebih dari 39 tim. Dari Kediri, AKP Agus langsung memilih delapan personel terbaik tanpa proses seleksi panjang.
“Kita sudah tahu kemampuan masing-masing. Ada atlet karate, taekwondo dan jiu-jitsu. Semuanya sudah punya jam terbang di berbagai kejuaraan. Kita langsung bentuk tim inti,” jelasnya.
Tak hanya melatih, Agus juga dipercaya menjadi juri dalam kejuaraan tersebut. Sebuah kepercayaan yang ia emban dengan rasa bangga dan tanggung jawab besar.
“Ini bentuk kontribusi saya untuk pembinaan internal Polri. Semoga ini bisa jadi motivasi untuk seluruh anggota agar terus mengasah kemampuan mereka,” ujarnya.
Bagi Agus, kemenangan memang penting, namun bukan satu-satunya tujuan. Ia berharap kejuaraan ini bisa membangkitkan semangat latihan dan profesionalisme di kalangan anggota.
“Yang utama adalah bagaimana setiap personel sadar akan pentingnya menguasai teknik beladiri. Karena kadang, dengan tangan kosong pun kita bisa menyelesaikan konflik tanpa harus mencabut senjata,” pungkasnya.
Dengan persiapan yang intensif dan keyakinan yang kuat, AKP Agus berharap timnya mampu menorehkan prestasi membanggakan. “InsyaAllah bisa juara. Kuncinya ada di disiplin, semangat, dan kemauan belajar cepat. Kita sudah punya modal, tinggal maksimalisasi saja,” tutupnya dengan penuh harap.