KEDIRI – Persedikab Kediri menghadapi ketidakpastian terkait nasib mereka di kompetisi sepakbola nasional musim depan. Dentama Ardiratna, Manajer Persedikab, menyatakan kebingungannya atas kabar bahwa timnya mungkin akan terdegradasi ke Liga 4. Informasi tersebut belum resmi, tetapi beredar di kalangan forum dan grup sepakbola.
“Sampai saat ini, kami belum menerima surat resmi dari PSSI terkait perubahan kasta. Yang kami terima dari PSSI Jatim menyebutkan bahwa kami masih di Liga 3. Namun, ada kabar lain yang menyatakan bahwa kami bisa saja turun ke Liga 4, dan ini belum dikonfirmasi secara formal,” ungkap Denta.
Menurutnya, perubahan format dari tiga kasta ke empat kasta seharusnya disetujui melalui rapat kongres. “Harapan kami, seandainya ada perubahan, sebaiknya diberlakukan musim depan setelah sosialisasi yang jelas, agar lebih adil dan minim polemik,” jelasnya dikonfirmasi Selasa (15/10).
Tim berjuluk Laskar Bledug Kelud dibuat kebingungan. Pencapaian lolos ke babak 32 besar Liga 3 musim lalu, akan mengherankan jika klub kebanggaan Kabupaten Kediri itu harus terpaksa terdegradasi.
“Biasanya degradasi diputuskan lewat teknikal meeting. Kecuali jika sebelumnya sudah disampaikan bahwa tim yang lolos 16 besar Liga 3 tetap berada di Liga 3, dan yang tidak lolos akan turun ke Liga 4. Itu baru fair,” tegasnya.
Pihaknya tetap akan menerima semua keputusan dari PSSI namun sangat menyayangkan jika sampai ini belum ada kejelasan. Pelatih dan pemain bintang pun sudah hengkang akibat tidak ada kejelasan. Muslim Habibi pelatih musim lalu sudah dilepas dan menjadi asisten pelatih Gresik United klub liga 2, sebagai gantinya telah dilakukan komunikasi dengan 5 pelatih berlisensi A.
“Lima pemain yang kita kirim PON kemarin juga sudah lepas karena tampil bagus. Mereka adalah Aldino Fanani, Wigi Pratama, Rafael, Fahmi Arizi dan Hendra. Kami kecewa tapi memang kita tidak punya ikatan hitam di atas putih,” jelas Manajer Persedikab.
Situasi sepakbola di kasta bawah Indonesia saat ini memang membingungkan. Denta berharap agar perubahan yang terjadi tidak mengganggu momentum kebangkitan sepakbola nasional, yang kini tengah menikmati euforia dengan prestasi Timnas.
“untuk transformasi memang butuh cepat, tapi tidak boleh tergesa-gesa. Mekanisme yang ada harus diperbaiki agar tidak terjadi polemik di masa depan,” tutupnya.
jurnalis : Sigit Cahya Setyawan editor : Nanang Priyo Basuki