KEDIRI – Memiliki keterbatasan fisik bukan menjadi penghalang atlet disabilitas meraih segudang prestasi. Adalah Abdul Aziz Nur, pria berusia 21 tahun asal Kelurahan Singonegaran Kecamatan Pesantren. Mampu menorehkan berbagai prestasi bukan hanya level nasional namun hingga internasional.
Aziz sapaan akrabnya, memiliki keterbatasan fisik sejak lahir di tangan kanannya dengan istilah Cerebral Palsy. Dia telah meraih 2 medali perak di level Asia Tenggara yakni ASEAN Para Games Solo 2022 dan ASEAN Para Games Kamboja 2023.
Namanya pun tercatat sebagai pemain Tim Nasional (Timnas) Sepakbola Indonesia, kategori disabilitas ringan yang berposisi sebagai sayap kiri.
“Alhamdulillah saya sudah 2 kali meraih prestasi internasional. Bangga sekali bisa mewakili Indonesia di kancah internasional dan meraih perak. Luar biasa bagi kehidupan saya,” ungkapnya.
Jasa Almarhum Karmani, Ketua NPC Kota Kediri

Pada level nasional pria bertinggi 178 cm, telah 2 kali meraih medali perunggu di ajang PON khusus disabilitas atau biasa disebut Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas). Masing-masing saat PON digelar di Bandung tahun 2016 dan PON digelar di Papua tahun 2021. Tak hanya prestasi di sepakbola rupanya dirinya juga punya segudang prestasi di cabang olahraga atletik baik di level pelajar hingga senior.
“Tahun 2016 saya ikut PON di Bandung juara 3 saat itu saya masih 15 tahun. Kemudian PON Papua juga juara 3. Untuk Cabang Atletik, saya dapat 3 perak tahun 2019 di Jakarta. Kemarin sempat juara 1 atletik 100 meter di Surabaya. Dulu juga juara 1 seleknas atletik untuk ASEAN Para Games Kamboja. Karena sepakbola kekurangan pemain, akhirnya saya dipindah ke sepak bola,” jelas pria lulusan SMAN 8 Kota Kediri.
Bakatnya ditemukan oleh Almarhum Karmani yang saat itu adalah ketua National Paralympic Committee (NPC) Kota Kediri. Saat dirinya masih kelas 5 SD, almarhum mengajaknya bergabung ke NPC dan berjanji membawa ke level Asia Tenggara.
“Waktu kecil pengen sekali jadi pemain bola. Akhirnya ketemu pelatih saya almarhum Bapak Karmani ditawarin jadi atlet. Pertama dulu ikut atletik tahun 2012. Namun 2016 ikut PON Bandung cabor sepakbola ,setelah itu atletik lagi hingga tahun 2021. Setelah saya 2 kali meraih perak di Asia Tenggara, kemudian Pak Karmani meninggal dunia,” ujar Azis idolakan Cristiano Ronaldo.
Segudang prestasi yang diraih berimbas pada meningkatkan ekonomi keluarga hingga membiayai kebutuhan adiknya duduk di bangku kuliah.
“Saya dapat uang 230 juta sebanyak 2 kali dari Pemerintah pusat. Lalu dari Pemerintah Jawa Timur dikasih 40 juta. Alhamdulillah saat ini sudah beli tanah, motor, kuliahkan adik. Saya punya angkringan di sekitar SDN Burengan 1. Insyaallah tahun 2024, mau beli Mobil dan membangun rumah,” tambahnya.
Jurnalis : Sigit Cahya Setyawan Editor : Nanang Priyo Basuki