KEDIRI – Menjamurnya pedagang kaki lima (PKL) di sepanjang Jalan PK Bangsa hingga Hayam Wuruk menjadi sorotan Pemerintah Kota Kediri.
Untuk mencari solusi terbaik sebelum mengeksekusi penertiban, Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Kota Kediri menggelar pertemuan di Ruang Joyoboyo, Balai Kota Kediri, pada Rabu (31/1).
Pertemuan tersebut mengundang para pengusaha, perwakilan kelurahan, Polres Kediri Kota, Tepbek Kediri, Dinas Perhubungan, dan perwakilan SDN Banjaran 4.
Malik, selaku Kepala SDN Banjaran 4 menyampaikan. Bahwa kemacetan yang terjadi pada jam penjemputan siswa menjadi persoalan serius.
“Sekitar jam 1 siang, jalan macet. Selain kendaraan wali murid, keberadaan PKL turut memperparah situasi. Saya pernah mengusulkan agar PKL berjualan setelah jam sekolah selesai, tapi sepertinya mereka menyasar wali murid yang menjemput,” katanya.
Keluhan juga disampaikan oleh Ifan, perwakilan dari Suki Steak. Ia menyoroti bagaimana PKL mengambil alih lahan parkir yang seharusnya digunakan untuk pelanggan usaha setempat.
“Lahan parkir kami sering digunakan untuk parkir pelanggan PKL. Saat menurunkan logistik, kami juga kesusahan,” ujarnya.
Senada dengan itu, Sabrina, pemilik MiniMax Café, mengungkapkan bahwa PKL tidak hanya mengurangi lahan parkir tetapi juga mengganggu akses usaha mereka.
“PKL menutupi usaha kami selama beberapa tahun. Selain mengakibatkan kemacetan, mereka juga tidak membayar pajak seperti kami. Kami berharap ada solusi, misalnya dibuatkan ruang gerak seperti pujasera,” jelasnya.
Dukungan penuh terhadap rencana penertiban disampaikan oleh Koko Laksono, Provos Tepbek Kediri.
“Kami mendukung langkah penertiban ini. Customer yang ingin parkir di area Tepbek sebenarnya bisa, karena lahan kami luas, tapi banyak yang enggan karena alasan hanya berhenti sebentar.” Jelasnya.
Kepala Disperdagin Kota Kediri Wahyu Kusuma Wardhani saat dikonfirmasi usai rapat menjelaskan bahwa rencana penertiban dilaksanakan setelah lebaran. Total sebanyak 142 PKL kini sudah terdata dan kini pihaknya sedang menyiapkan solusi.
“Di momen Ramadhan dan Hari Raya ini omset penjualan pasti meningkat. Kami masih mempertimbangkan hal itu. Namun jika ada pedagang baru nantinya tidak kami masukkan data untuk relokasi,” ungkapnya.
jurnalis ; Sigit Cahya Setyawan