KEDIRI – Bukan hanya janji politik, namun ada pesan menarik hendak disampaikan Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramana kepada warga di Kabupaten Kediri. Bahwa keberadaan guru merupakan sosok yang terus bekerja membangun moral generasi bangsa. “Mereka adalah orang-orang yang sudah berjuang untuk membangun moral bangsa dan wajar bila kita perhatikan,” ungkapnya saat sambutan penyerahan bantuan insentif kepada seluruh guru Madin, TPQ, Kristen, Katolik dan Hindu.
Yang menarik, penyerahan ini digelar di tempat yang sarat sejarah, dimana sosok Mbah KH. Hasyim Asy’ari, tokoh Pendiri NU. Memulai merumuskan sistem pendidikan dan pembangunan madrasah dari Pondok Pesantren Salafiyyah Kapurejo, berada di Desa Kapu Kecamatan Pagu. “Matur suwun, Mas Dhito,” ucap Agus Mundhor, salah satu keluarga besar pengasuh Ponpes Salafiyyah biasa disebut Pondok Kapu.
Mas Dhito : Pahlawan Tanpa Tanda Jasa
Bagaimana semasa hidupnya, Mbah Hasyim setelah menikah dengan Nyai Masruroh, putri bungsu pendiri Ponpes Kapu. Selain turut berjuang di masa penjajahan dari Ndalem Kasepuhan demikian biasa disebut. Juga berkeinginan memajukan pendidikan di Indonesia.
“Tujuan dan harapan dari kegiatan pemberian insentif Bisaroh ini, untuk mensejahterakan para guru. Guru TPQ, Guru Agama Hindu, Agama Katolik dan guru-guru agama lainnya. Jumlahnya kurang lebih kalau didata itu 7.100 orang. Namun saya yakin yang belum terdata masih banyak. Jadi kami akan terus lakukan update penerima bantuan sampai tahun depan untuk disempurnakan,” ucapnya dikonfirmasi usai acara, Jumat (19/11)
Hadir dalam acara ini, Ketua DPRD Dodi Purwanto, Kepala Kemenag HM Zuhri, Kepala Dinas Pendidikan Sujud Winarko, perwakilan pengurus NU serta tokoh agama lainnya. Mas Dhito pun berharap tidak melihat jumlah nominalnya dan kemungkinan akan dinaikkan setelah data lengkap.
“Pemberian insentif akan kita lakukan setiap satu bulan sekali. Nominalnya Seratus Ribu rupiah per-bulan. Insya Allah bertahap nanti kalau kita datanya sudah lengkap. Bagi yang benar berhak menerima, secara bertahap mungkin kita akan naikkan nanti. Bahwa mereka juga merupakan pahlawan tanpa tanda jasa yang membangun moral penerus bangsa ini,” jelasnya.
Salah satu penerima bantuan, Widyawati, Guru TPQ Darul Hikmah Desa / Kecamatan Ngancar menyampaikan ucapan terima kasih karena sebelumnya belum pernah ada perhatian dari pemerintah daerah. “Karena sebelumnya belum ada perhatian dari pemerintah daerah. Baru pertama, jadi kita sangat berterimakasih kepada Mas Dhito dan Mbak Dewi. Saya telah 4 tahun mengajar di TPQ,” ungkapnya.