KEDIRI – Menjelang usainya pembangunan bandara internasional, nama Supadi selaku Kepala Desa Tarokan tentunya bakal dikenang sepanjang masa. Bagaimana kisahnya mulai dari pembebasan lahan, justru mendapat dukungan warga hingga menyiapkan kemampuan warganya agar hidup mandiri dan lebih sejahtera. Berikut kutipan wawancaranya dilangsungkan di rumah pribadi, pada Jumat kemarin.
Terkait bandara internasional mulai selesai pembangunannya. Apakah sebelumnya pernah mendapat penolakan warga?
Pembangunan bandara kebetulan di wilayah Tarokan terdampak 5 desa. Dari awal 2017, pembebasan lahan telah kita sosialisasikan ke masyarakat Waktu itu belum tahu bakal adanya bandara. Tapi pembebasan dari pihak Gudang Garam itu kita sosialisasikan. Alhamdulillah, semua masyarakat mendukung dan wilayah Tarokan tidak ada gejolak apapun. Tidak ada hambatan yang berarti
Ada berapa rumah tangga yang terdampak?
Untuk wilayah Tarokan ada 2 jalur yang membeli. PT. SDHI yang menangani masalah runway dan PT. SDI yang menangani di luar. Kalau yang di runway tidak terlalu banyak, sekitar 37 sampai 40an kepala rumah tangga. Jika di luar runway mencapai 100 kepala rumah tangga.
Jelang diresmikan bandara pada tahun ini, bagaimana respon dari pemerintah desa?
Sejak awal memang sudah kita persiapan, saya sampaikan kepada warga agar kita jangan sampai jadi penonton. Tapi kita harus juga bisa memanfaatkan, jadi pelaku usaha yang bisa meningkatkan taraf hidup kesejahteraan dan lingkungan sekitar. Kami programkan sejumlah pelatihan, selain itu ada beberapa warga yang ingin bisa bekerja di bandara namun harus memiliki skill.
Kemudian kemarin, pihak Pemerintah Kabupaten juga memberikan fasilitas pelatihan seperti satpam dan kargo. Setidaknya ada 5 desa di Kecamatan Tarokan diberikan pelatihan untuk kebutuhan tenaga kerja di bandara.
Program lainnya dilakukan pemerintah desa?
Selain pelatihan di atas, ada kuliner, rias, potong rambut, menjahit, total ada 9 pelatihan. Bukan hanya bandara, kami juga akan mewujudkan desa wisata di Magersari. Ada edukasi, wisata petik buah Mangga dan Apokat. Semua ini merupakan program peningkatan ekonomi masyarakat. Dimana desa wisata akan dikelola di bawah Bumdes,
Jurnalis : Oktavian Yogi Pratama Editor : Nanang Priyo Basuki