KEDIRI – Bahwa Kota Kediri dikatakan kota paling terkaya, namun faktanya masih ada rakyatnya masih miskin. Banyak yang membutuhkan bantuan modal untuk usaha. Bahkan, hingga bangunan sejarah dijadikan tempat usaha. Apakah tidak butuh sejarah? Apakah diam hanya disuguhi replika?
Demikian harapan disampaikan Sahabat Mboro dan Jarakan, menamakan dirinya kelompok Saroja. Saat menggelar aksi di depan McDonald berada di Jalan Brawijaya lalu dilanjutkan ke Kantor Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora), Rabu (21/06).
Dengan membawa alat peraga berupa perangkat seni, selain poster dan sound system. Aksi dilakukan Saroja cukup menarik perhatian warga, bahwa banyak sekali pengguna jalan sengaja berhenti untuk mendokumentasi.
“Katanya Kediri kota terkaya, apa rakyatnya masih miskin? Sampai bangunan sejarah dijadikan tempat usaha McDonald. Apa kita tidak butuh sejarah? Kita tidak butuh replika. Hai pengusaha asing, selamat datang di Kota Kediri dan demo kita hari ini lanjutkan diskusi digelar Bank Indonesia,” ucap Supriyo mewakili Saroja.
Satu hal membedakan dengan aksi massa kelompok lain, setiap Saroja turun ke jalan selalu tidak lepas dari seni dan budaya, diantaranya melibatkan kekuatan penari Mayangkoro.
“Salam buat bapak Kapolres yang baru, semoga dengan hiburan ini menjadikan anda betah. Besok kita ada demo Kejaksaan, menanyakan penggunaan dana cukai rokok apakah telah digunakan lebih bermanfaat untuk rakyat,” terangnya.
Menyikapi aksi dilakukan Saroja, Zahrie Ahmad selaku Kepala Disbudparpora menyampaikan bahwa terkait keluarnya rekomendasi dari pihak Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK).
“Setelah mendapat laporan, kami segera menindaklanjuti. Kemudian dilakukan pertemuan antara pihak pemilik rumah dan pihak McD bersama perwakilan BPCB (Balai Pelestarian Cagar Budaya, red). Artinya, bahwa kami dari pemerintah kota tidak memiliki kewenangan terkait turunnya rekomendasi,” terangnya.
Dia pun secara khusus menyampaikan ucapan terima kasih, atas bentuk perhatian dilakukan kelompok masyarakat terkait cagar budaya. “Karena yang berkewajiban menjaga, merawat dan melestarikan bukan hanya pada pemerintah saja. Namun partisipasi aktif warga atau kelompok masyarakat justru sangat diperlukan,” jelasnya.
Sementara terkait dugaan terjadinya pengrusakan pada obyek cagar budaya, Polres Kediri Kota melalui Kasat Reskrim Iptu Nova Indra Pratama, S.T.K. , S.I.K, M.Si, membenarkan jika pihaknya tengah melakukan penyelidikan. “Kasus ini akan ditangani Unit Pidsus,” terangnya.
Jurnalis : Oktavian Yogi Pratama Editor : Nanang Priyo Basuki