KEDIRI – Sebanyak 153 tumpeng mewarnai peringatan berdirinya Jembatan Lama Kota Kediri yang melintas di atas Sungai Brantas, sejumlah budayawan, seniman dan para pejabat di lingkungan Pemerintah Kota Kediri, hadir dalam acara ini. Disampaikan Imam Mubarok merupakan pemerhati sejarah, bahwa ini merupakan jembatan besi pertama di Indonesia dan memiliki sejarah yang luar biasa.
Sesuai instruksi Wali Kota Kediri, Abdullah Abu Bakar, disampaikan Zachrie Ahmad selaku Kepala Disbudparpora. Bahwa kini Jembatan lama telah dibuka untuk umum namun khusus pejalan kaki dan kendaraan tanpa mesin. “Seperti sepeda atau gerobak, sekaligus meresmikan papan nama untuk Jembatan Lama Kediri. Pemerhati sejarah berharap agar jembatan ini dijaga, karena merupakan cagar budaya dan meminta dikembalikan bentuk lama konstruksi jembatan. Kemudian berharap agar kabel-kabel dan pipa yang terpasang di sekitar jembatan untuk dipindah,” terangnya.
Hadir dalam acara di atas, Endang Kartika Sari selaku Kepala PUPR, Eko Lukmono selaku Kasatpol PP dan Kabag Ops Polres Kediri Kota Kompol Abraham Sisik. “Jembatan Lama ini merupakan karya besar dan sejarah bagi masyarakat Kota Kediri karena ini adalah jembatan yg merupakan konstruksi besi pertama di Indonesia bahkan dunia. Kalau kita lihat peta Pulau Jawa Timur, Kediri berada di tengah-tengah,” terangnya.
Karya besar jembatan ini dibangun tahun 1869 dan hingga sekarang masih berdiri cukup kokoh. “Setelah ulang tahun, jembatan ini bisa dimanfaatkan untuk pejalan kaki atau kendaraan tanpa mesin. Pada ujung barat dan timur dipasang penghalang karena memang bukan untuk kendaraan bermesin. Mari ikut menjaga cagar budaya agar bisa lestari sampai ke anak cucu kita,” ungkap Imam Mubarok ditemui disela-sela acara.
Usai doa bersama, acara dilanjutkan melakukan gotong royong membersihkan sampah di kawasan jembatan dilakukan. Sejumlah komunitas dan para seniman, dengan membawa sejumlah peralatan. Selain itu, sejumlah atribut yang selama ini menempel di jembatan juga turut dibersihkan.