KEDIRI – Memperingati Hari Kontrasepsi Sedunia yang jatuh pada tanggal 26 September mendatang, Pemkot Kediri melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Kediri berkolaborasi dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Timur menggelar Safari KB guna menekan kasus stunting di Kota Kediri, Selasa (19/9).
“Tujuan kegiatan ini merupakan program penurunan stunting, karena dengan adanya pemberian jarak jumlah anak mempengaruhi kualitas anak dalam hal pola asuh. Jadi kalau kita KB maka jarak kelahirannya bisa diatur nanti harapan kami pola asuh anak lebih bagus,” jelas Sumedi, Kepala DP3AP2KB Kota Kediri.
Bertempat di RS DKT Kota Kediri, kegiatan tersebut menyasar sebanyak 71 peserta, dengan rincian: 69 peserta KB implan dan IUD Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP), serta dua pesera vasektomi/Metode Operasi Pria (MOP).
“Peserta 59 implan dan IUD MKJP, tapi tadi ada penambahan 10 orang secara on the spot, MOP sasaran 3 kecamatan masing-masing kecamatan 1 orang tapi dari Kecamatan Pesantren mendadak tidak bisa karena alasan kesehatan,” ujar Sumedi.
Dirinya berharap agar tahun depan masyarakat yang berpartisipasi dalam Safari KB ini lebih banyak, sehingga turut membantu Pemkot Kediri dalam mengintervensi angka stunting di Kota Kediri.
Dalam mensukseskan kegiatan tersebut, Pemkot Kediri turut menggandeng Kader KB Tingkat Kelurahan, Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) untuk menjaring aseptor, RS DKT dan RS Baptis. Tak lupa, kegiatan yang dimulai sejak pukul 8.00 WIB tersebut turut didukung secara penuh oleh BKKBN Provinsi Jawa Timur dengan menerjunkan langsung tenaga medis yang menangani secara langsung tindakan MOP.
dr Jackson Alvian, salah satu dokter yang bertugas di BKKBN Provinsi jawa Timur menilai para peserta pria yang bersedia mengikuti MOP ini memiliki kesadaran untuk mengambil alih tanggung jawab seorang istri terkait pemilihan kontrasepsi.
“Urgensi saat ini, kita arahnya bagaimana pasangan usia subur mampu menata jumlah keluarga dan kemampuannya dalam menghidupi keluarga. Lagipula kalau mereka tidak siap menambah anak lagi, kita tidak akomodir maka resiko kelahiran anak stunting besar,” terangnya.
Maka dari itu, lanjut dia, pemerintah sebagai pelayan masyarakat berkewajiban melayani dan mengakomodir kepentingan masyarakat.
Tak hanya berlangsung di Kota Kediri, kegiatan yang digelar secara cuma-cuma ini juga diselenggarakan di seluruh kabupaten/kota di Jawa Timur dengan target pemerintah mempertahankan angka natalitas sebesar 1,9 persen di Jawa Timur.
“Tahun ini Jawa Timur masih berada di angka 1,9 persen. Itu pun lebih bagus dari angka nasional yakni 2,3 persen. Kita akan mempertahankan di angka 1,9 persen tersebut, paling tidak jumlah anak dalam satu keluarga maksimum dua, tandasnya.
Yonatan, peserta MOP mengaku kegiatan yang diselenggarakan hari ini sangat bermanfaat bagi masyarakat Kota Kediri terlebih masyarakat tidak perlu mengeluarkan biaya sepeser pun. “Saya senang sekali dengan adanya Safari KB ini bisa ikutan KB gratis,” kata dia.
Ia juga mengaku sebelum memutuskan menjalani MOP, dirinya sudah berdiskusi dengan pasangan dan melakukannya tanpa adanya paksaan. Pria 47 tahun tersebut berharap bisa berpartisipasi dalam mengendalikan laju pertumbuhan penduduk yang dicanangkan pemerintah, serta bisa membentuk keluarga yang berkualitas.
Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Kediri