KEDIRI – Dalam rangka Hari Jadi Kabupaten Kediri yang ke 1.220, Pemerintah Kabupaten Kediri menggelar pertunjukkan rakyat. Yaitu ludruk Surya Dharma Budaya bertempat di Lapangan Desa Sambirejo Kecamatan Pare, Selasa (30/04). Kegiatan semakin mempertegas tagline Kediri Berbudaya di masa kepemimpinan Bupati Hanindhito Himawan Pramana.
Disampaikan Kabid Kesenian Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Nurvika Maharani. Dikonfirmasi disela pagelaran, bahwa ludruk memiliki filosofi yang sangat mendalam
“Filosofinya ludruk merupakan hiburan merakyat, dari rakyat untuk rakyat. Lalu kenapa kita taruh di daerah Pare, karena ludruk itu Surabayaan. Jadi yang mendekati daerah Jombang dan Suroboyo,” jelasnya
Dalam pagelaran mengusung tema “Lungiting Asmoro” berkisah kerumitan dan keindahan Asmara dalam rumah tangga. Tentunya dibalik pertunjukkan ini mengandung pesan mendalam kepada penontonnya.
“Kalau ludruk itu lebih bertema kisah kehidupan sehari hari misalnya rumah tangga. Dengan judul ini, menjadikan rumah tangga tentram dan selain memberikan hiburan,” jelas Nurvika
Dalam penampilan ludruk ini, tak jarang gelak tawa penonton pecah ketika mendengar lawakan lawakan yang dilontarkan oleh pemain panggungnya. Lawakan sederhana yang dikemas dengan Bahasa Jawa menjadikan masyarakat dengan mudah mencerna lawakan tersebut.
Juga diselipkan pujian kepada Bupati Kediri, atas kesempatan diberikan terhadap seniman budaya lokal. Telah diberikan panggung untuk kembali menghidupkan kebudayaan di Kabupaten Kediri.
Lebih lanjut lakon ludruk juga menyampaikan singkatan nama DITO dalam lawakannya. Huruf D diartikan sebagai Dermawan. Kemudian I diartikan sebagai ikhlas bekerja keras. Lalu T diartikan sebagai teguh pendirian. Dan O ditutup dengan lawakan permintaan uang saku untuk para pemainnya.
Dari raut gembira ratusan penonton yang menyaksikan. Marsudi warga Pagu yang rela datang dari jauh nampak sumringah. Alasannya pria paruh baya ini senang hiburan masa kecilnya kembali ditampilkan di Kabupaten Kediri
“Ya saya senang dan menikmati hiburan masa kecil saya ada lagi disini,” jelasnya
Marsudi juga sepakat bahwa saat ini kebudayaan di Kabupaten Kediri sudah mulai hidup kembali. Kedepan ia berharap ada pengembangan pengembangan kesenian yang lebih masif.
Jurnalis : Wildan Wahid Hasyim Editor : Nanang Priyo Basuki