KEDIRI – Ditemui di kampus, Presiden Mahasiswa (Presma) IAIN Kediri, Rendi Setiawan Presma IAIN menyampaikan bahwa kasus ini sebenarnya sudah ditangani pihak rektorat dengan Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA). Sementara Sardjuningsih selaku Koordinator PSGA menyampaikan bahwa yang berhak memberikan informasi satu pintu melalui rektorat.
Permasalahan di Kampus IAIN Kediri berada di Jalan Sunan Ampel Kelurahan Ngronggo seakan tidak sepi dari pemberitaan. Ambrolnya atap bangunan perpustakaan hingga kini juga belum ada kejelasaan, apakah ada indikasi Tindak Pidana Korupsi (Tipikor).
Terkait kasus pelecehan seksual terhadap sejumlah mahasiswi, Nur Chamid selaku Rektor menyatakan telah memberhentikan oknum dosen tersebut yang juga menjabat Kepala Prodi IAT dari jabatannya, saat dikonfirmasi keluar dari ruang kerjanya, Senin (23/08).
“Itu terkait dengan kasus itu sebenarnya sudah ditangani oleh pihak rektorat dan pihak PSGA. Untuk dari DEMA maupun SEMA itu hanya mengawal tapi kasusnya sudah dilimpahkan di rektorat. Kalau untuk dosen ataupun pelaku saya tidak menyebutkan namanya, tapi itu mungkin bisa dibilang rahasia kampus. Untuk pelakunya sudah urusan rektorat,” jelasnya.
Adapun untuk korban, dia tidak berani membeberkan lebih detail. “Kronologinya kalau dari bimbingan terjadi kontak fisik. Artinya pelecehan bermoduskan bimbingan skripsi. Namun detailnya ditangani SEMA karena itu tupoksinya. Kita dapat laporan awal Agustus, tapi kejadian realnya seperti apa dan kapan dimana, mungkin dari pihak PSGA dan SEMA yang paham,” terangnya.
Informasi yang didapat, bahwa korbannya lebih dari satu dan kejadian pelecehan terhadap mahasiswi ini telah berlangsung lama. “Pokok mahasiswinya terlihat cantik dan suka bersolek di kampus, pasti diincarnya. Mulai pegang pundak hingga senggol payudara,” ucap salah satu sumber mahasiswi minta identitasnya dirahasiakan.
Jurnalis : Yusril Ihsan – Kintan Kinari Astuti Editor : Nanang Priyo Basuki