KEDIRI – Sejumlah organisasi peduli perempuan dan komunitas di Kediri, menggelar tasyakuran di Situs Ndalem Pojok berada di Desa Pojok Kecamatan Wates, Sabtu malam. Acara ini juga dihadiri perwakilan lintas agama. Disampaikan panitia pelaksana Erni Ningtyas, acara ini mengenalkan nilai pahlawan perempuan RA. Kartini khususnya terhadap generasi muda.
Menurutnya, sosok Kartini dianggap layak dikenang dan diidolakan khusus para perempuan Indonesia.
“Kami mengajak dan menyerukan kepada kaum perempuan khususnya, untuk lebih mengenal pejuang dan pahlawan kita. Masih banyak tokoh pejuang di bangsa kita ini yang harus kita kenali. Dengan mengetahui adanya pejuang perempuan ini, diharapkan bisa meningkatkan rasa nasionalisme dan cinta tanah air,” ungkapnya dalam kata sambutan.
Ditambahkan Erni Ningtyas, bukan hanya Kartini namun sejumlah tokoh perempuan lainnya. Seperti Dewi Sartika, Nyi Agung Serang, Ratu Kalinyamat, Cut Mutia, Andi Pelu, Rasuna Siad, Maria Maramis hingga Fatmawati patut dikenang perjuangannya.
Rangkaian tasyakuran diawali menggenalkan para pahlawan perempuan. Kemudian dilanjutkan doa lintas agama, santunan anak yatim dan fakir miskin, penampilan seni budaya dan ditutup diskusi kebangsaan.
“Dorongan doa ini penting. Semoga dengan doa bersama lintas agama, dengan bersatunya rasa persaudaraan dalam jalinan kebudayaan akan menjadikan mercusuar dunia,” terang Erni
Dikonfirmasi usai rangkaian acara, Ketua Harian Dhalem Pojok Kushartono menyampaikan harapan. Dukungan dari Pemerintah Kabupaten Kediri, mewujudkan keberadaan situs ini menjadi Kampung Adat Kebangsaan. Alasannya, tidak lepas dari setiap hari besar nasional selalu dijadikan tempat acara seremonial.
“Harapan kita ke depan Desa Pojok ini bisa menjadi Kampung Adat Kebangsaan. Salah satu tujuannya mengangkat potensi desa bekerjasama dengan pemerintah kabupaten. Semua ini tidak lepas dari tagline Kediri Berbudaya, sehingga kebudayaan kebangsaan harus dilestarikan,” terangnya.
Salah satu wujud kampung adat tersebut, dijelaskan Kushartono. Mendirikan rumah miniatur pernah ditempati para pahlawan nasional.
“Gambarannya memanfaatkan akses jalan dan rumah warga menuju situs. Dengan didirikan rumah miniatur para pahlawan nasional, akan memunculkan nuansa kebangsaan. Akan muncul rumah ukir dan batik seperti dilakukan di rumah RA Kartini. Kemudian rumah Supratman jika ingin belajar musik atau terkait ekonomi belajar di rumah Bung Hatta,” ucap Kushartono.
Jurnalis : Wildan Wahid Hasyim Editor : Nanang Priyo Basuki