KEDIRI – Pascabencana banjir dan tanah longsor yang melanda Kecamatan Mojo, Pemerintah Kabupaten Kediri langsung mengambil langkah sigap. Tak hanya fokus pada penanganan darurat, pemkab juga mulai memikirkan strategi jangka menengah untuk mencegah dampak lanjutan dari bencana.
Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramana, secara tegas menginstruksikan agar warga yang tinggal di area rawan segera dievakuasi ke tempat yang lebih aman. Cuaca yang masih mendung menjadi alasan kuat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan bencana susulan.
Sementara itu, Wakil Bupati Dewi Mariya Ulfa, atau yang akrab disapa Mbak Dewi, turun langsung ke lokasi terdampak pada Rabu (21/5). Didampingi Kapolres Kediri Kota AKBP Bramastyo Priaji sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD), Mbak Dewi meninjau kerusakan sekaligus menyerahkan bantuan kepada para korban.
“Kita nggak tahu kapan hujan deras turun lagi. Yang penting sekarang adalah memastikan warga selamat dulu,” ujar Mbak Dewi saat mengunjungi rumah yang terkena longsor di Desa Petungroto.
Pemerintah daerah juga langsung menerjunkan tim tanggap darurat ke lokasi bencana. Salah satu fokus utama adalah pencarian Mbah Tekad, warga lansia berusia 70 tahun dari Desa Blimbing yang dilaporkan hanyut terbawa arus banjir. Proses pencarian dilakukan dengan menyisir Sungai Bruni hingga Sungai Brantas, dan akan terus dilakukan hingga tujuh hari ke depan.
Tak hanya BPBD yang terlibat dalam penanganan, Dinas Sosial, Dinas PUPR, dan Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Perkim) juga turut hadir. Upaya pemulihan infrastruktur dan perbaikan rumah warga menjadi perhatian utama.
Menurut data BPBD, longsor dan banjir yang terjadi pada Jumat (16/05) lalu telah merusak sedikitnya 28 rumah di empat desa: Petungroto, Pamongan, Ngetrep, dan Blimbing. Di Desa Petungroto sendiri, sebanyak 24 rumah terdampak tanah longsor.
Kepala Dinas PUPR, Irwan Chandra Wahyu Purnama, mengungkapkan bahwa timnya masih bekerja membuka akses jalan yang tertimbun longsoran, terutama di tiga titik di Desa Petungroto. Baru satu titik yang berhasil dibuka, sementara dua lainnya masih dalam proses penanganan menggunakan alat berat seperti backhoe.
“Pembangunan talud dan jalan yang rusak akan kami mulai paling lambat minggu depan. Setelah itu, baru kita lanjutkan dengan rehabilitasi rumah warga,” jelas Irwan, yang juga menjabat sebagai Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perkim.
Untuk mencegah longsor susulan, bagian belakang rumah yang terdampak akan dipasangi plengsengan—struktur penahan tanah. Pembangunan ini akan menjadi tahap awal sebelum dimulainya renovasi rumah-rumah warga yang rusak.
Mbak Dewi juga memastikan ketersediaan dapur umum bagi warga terdampak, serta menyempatkan diri mengunjungi keluarga Mbah Tekad sebagai bentuk dukungan moril.
“Kita berdoa semoga Mbah Tekad segera ditemukan dalam keadaan terbaik,” tutupnya. (*)
Bagikan Berita :








