KEDIRI – Kemelut di tubuh DPD Golkar Tingkat II Kota Kediri akhirnya terjawab saat digelar Musyawarah Daerah Luar Biasa (Musdalub), Minggu (02/05). Acara dihadiri Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Jawa Timur, M. Sarmuji .S.H .M.Si menegaskan bahwa jangan ada lagi kejadian yang dianggap memalukan bagi partai berlambang Pohon Beringin.
Beredarnya surat Ketua DPD Golkar Jawa Timur KEP.63/DPD I/PG/III/2021 terkait pemberhentian Juwito sebagai Ketua DPD Partai Golkar Kota Kediri masa bakti 2020 – 2025, akhirnya terjawab. Disampaikan Sarmuji dalam sambutannya dihadapan peserta Musdalub, bahwa dia dianggap tidak mampu menyusun kepengurusan,
“Dengan digelarnya Musdalub ini, jangan semua diisi oleh anak buahnya Pak Jono. Bahwa ketua terpilih solid di dalam memimpin barisan, namun partai tidak akan berkembang hanya demi urusan politiknya saja. Namun bila mau berkembang harus mampu menjalin komunikasi dengan semua pihak. Harus bisa meraih empat kursi dan bila meraih enam kursi maka bisa menduduki kursi ketua dewan,” jelas anggota DPR RI.
Berdasarkan aklamasi, tanpa diduga Sudjono Teguh Wijaya terpilih sebagai Ketua DPD Golkar Kota Kediri. Sosok pengusaha pernah gagal dalam Pilwali Kota Kediri ini, justru dianggap mampu mengembalikan kekuatan partai. “Langkah ke depan, semua fraksi Golkar harus solid dan segera bergerak ke bawah, bila sebelumnya dua kursi harus bisa meraih empat kursi,” ucap Pak Jono sapaan akrabnya.
Dalam waktu kurang dari satu bulan ini, dirinya akan segera melakukan konsolidasi dalam menyusun kepengurusan. “Semua ketua ranting dan ketua kecamatan, kami ajak konsolidasi untuk membuktikan bahwa Partai Golkar layak untuk dipilih. Dalam target satu bulan membentuk kepengurusan dan pesan Pak Sarmuji bahwa pengurus bukan karyawan atau anak buah saya. Namun dari para kader Golkar yang sebelumnya didzolimi, yang pernah di Plt, anak – anak milenial, lulusan SMA, kader PMII dan kader HMI diajak menyuksesan Golkar ke depan,” tegasnya. (dum)
