KEDIRI – Bahwa dari kekurangan justru menjadikan tantangan agar mampu menjadikan hidupnya bermanfaat bagi orang lain. Hal ini tersirat dari sejumlah peserta turut Perkemahan Tuli Pengurangan Resiko Bencana Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu Indonesia (PRB Gerkatin) Jawa Timur.
Digelar selama dua hari dan berakhir hari ini (07/07), bertempat di Wisata Air Tirto Tani Djojo berada di Desa Tiru Lor Kecamatan Gurah Kabupaten Kediri.
Salah seorang peserta yakni Nurhayati, sosok tenaga pengajar bahasa isyarat di sejumlah perguruan tinggi negeri. Dari obroalan dengannya menjadikan kisah inspiratif, yang datang sendirian ke acara pelatihan digelar DPD Gerkatin Jawa Timur.
Nurhayati memiliki keterbatasan terkait pendengaran. Namun di usianya tidak muda lagi, hampir 60 tahun. Semangatnya sebagai tenaga pengajar seakan tak pernah surut.
“Umur saya pada Oktober besok 60 tahun. Saya kesibukannya mengajar bahasa isyarat. Sudah mengajar sejak tahun 2016, di kampus Unej Jember, UIN dan Uniber,” jelasnya
Dia hadir karena tekad bulat untuk mendapatkan pengetahuan tentang mitigasi bencana alam. Selain itu, bisa berinteraksi dengan penyandang disabilitas lainnya se – Jawa Timur.
“Dengan mengajarkan bahasa isyarat tentunya bisa menyambungkan komunikasi. Memang pertama kesulitan, tapi akhirnya bisa,” jelas Nurhayati
Tidak hanya mengajarkan bahasa isyarat, perempuan asli Jember ini juga mengajar ngaji kepada para penyandang disabilitas. Dia pun mengaku tahu resiko kepenatan merupakan halangan utama. Namun dengan semangat pengabdiannya menyebarluaskan ilmu, menjadikan kebanggaan tersendiri baginya.
“Tidak hanya bahasa isyarat saja yang saya ajarkan. Tapi saya juga mengajar ngaji. Kalau capek tidak sama sekali, justru saya senang bisa menyebarluaskan ilmu yang saya punya ke orang lain,” tuturnya
Sebelum menutup perbincangan, Nurhayati berpesan kepada masyarakat. Untuk tidak memandang remeh para penyandang disabilitas. Karena diantara mereka juga memiliki kelebihan dan bisa berguna.
Jurnalis : Wildan Wahid Hasyim Editor : Nanang Priyo Basuki