KEDIRI – Puluhan massa dari LSM Ratu menggelar aksi di depan Kantor Badan Penggelolaan Pendapatan Daerah (Bappenda) Kabupaten Kediri, Jumat (04/08). Kehadiran mereka menyampaikan dua hal, untuk diteruskan kepada Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramana.
Terkait dugaan Alfamidi berdiri tidak memiliki ijin dan diduga tidak membayar pajak daerah. Yang kedua, apresiasi kepada Bupati Kediri telah tegas memerintahkan Satpol PP menutup PT. Terate Mekar Mix menutup tempat usaha tersebut.
“Kami berikan apresiasi kepada Satpol PP bertindak tegas menutup PT. Mekar Mix karena usaha ilegal. Kami berharap bila Alfamidi tidak bayar pajak juga ditindak tegas. Termasuk toko modern yang berpotensi mematikan aktifitas masyarakat kecil dan berada tidak jauh dari pasar tradisional,” ucap Saiful Iskak, koordinator aksi dalam orasinya.
Selanjutnya perwakilan massa diterima Agus Widyaksono, selaku Kabid Perencanaan Bappenda. Dalam pertemuan tersebut, pihak LSM Ratu menyebutkan 5 Alfamidi disinyalir tidak memiliki ijin.
Suasana pertemuan sempat memanaskan, karena pihak LSM meminta transparansi terkait toko modern telah membayar pajak. Juga mendesak Satpol PP agar melepas seluruh iklan Alfamidi karena diduga tidak membayar pajak.
Dikonfirmasi usai pertemuan, Saiful Iskak menjelaskan bahwa kehadirannya untuk menekankan bahwa siapapun harus taat pajak termasuk para pengusaha yang membuka usaha di Kabupaten Kediri.
“Saya mendapat aspirasi dari masyarakat, bahwa ada Alfamidi yang belum berizin reklame. Sehingga memicu adanya potensi penggelapan pajak. Ada 5 titik Alfamidi diduga tidak bayar pajak dan 1 titik telah membayarkan pajak,” ucapnya.
Selanjutnya melalui Agus Widyaksono disampaikan, bahwa kehadiran LSM untuk menindaklanjuti aduan masyarakat.
“Kami sangat terbuka atas saran yang disampaikan. Untuk proses pengurusan izin memang ada beberapa Alfamidi yang belum selesai pengurusan pajaknya. Hanya Alfamidi di Wates saja yang sudah taat dalam pembayaran pajak. Untuk sisanya belum ada yang dibayarkan karena perizinan masih berjalan,” terangnya.
Jurnalis : Wildan Wahid Hasyim Editor : Nanang Priyo Basuki