KEDIRI – Semua umat muslim tengah berbahagia merayakan Hari Raya Idul Adha 1443 H. Begitu pula keluarga Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana yang mengurbankan satu ekor sapi jenis Simental, Minggu (10/07). Pun demikian, ada moment tersendiri saat seekor sapi jenis Simental memiliki bobot 800 kg lebih, harus dijadikan hewan kurban.
Rupanya sapi ini oleh Shanaya, putri Mas Dhito, sapaan akrab bupati telah diberi nama Boni. Bahkan dalam gendongan bapaknya, awalnya dia senang saat melihat sapi tersebut. Teriknya matahari tidak membuatnya merasakan kepanasan. Kemudian sang istri, Eriani Annisa Hanindhito terpaksa melepas syal yang dipakainya untuk menutup bagian atas kepala mereka berdua.
“Naya (Shanaya, red) bingung kenapa sapinya mau dipotong, padahal sudah dikasih nama sama dia,” ungkap Mas Dhito, usai mengikuti sholat Idul Adha di masjid dekat rumahnya komplek Perumahan Budaya Cipta, Ngasem. Rupanya sehari sebelumnya saat menengok sapi, dia merasa senang. Namun begitu mengetahui sapi tersebut berada di halaman rumah hendak dikurbankan, dia paham jika Si Boni akan disembelih.
Mas Dhito bersama istri kemudian terlihat memberikan pengertian kepada anaknya tentang makna berkurban. “Kita memberikan pendidikan sejak dini bahwa dalam Islam ada Idul Adha dimana umat muslim bagi yang merasa mampu diwajibkan untuk berkurban baik itu kambing, sapi, domba apapun yang masuk syarat kurban,” terangnya.
Usai melihat Boni, Shanaya pun diajak ibunya ke rumah, sedang Mas Dhito menunggu proses penyembelihan dilakukan oleh petugas dari Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Kabupaten Kediri bersama warga sekitar. Usai disembelih, daging sapi kemudian diperiksa kesehatannya. Sebelum dibagi oleh panitia dari takmir dan warga sekitar, dalam bentuk bungkusan besek anyaman bamboo. (*)